Om-Om yang Kaya Raya
- Home
- Cerita sex hot
- Om-Om yang Kaya Raya
Kali ini adalah pengalaman sex aku dengan ABG yang masih SMU bernama Agnes. Setelah aku mengirimkan cerita aku tersebut, aku mendapat email dari Agnes yang katanya tertarik dengan pengalaman aku dan kebetulan dia sedang di Lombok dalam rangka liburan bersama keluarganya.
Kami janjian lewat email bertemu pada bulan Oktober di sebuah rental internet di Mataram. Tentu saja pembaca, aku yang menentukan lokasinya di rental internet tersebut, karena hari itu aku masih harus membalas beberapa email yang ingin berkenalan denganku dan mencari tahu tentang pariwisata di Lombok
Pada hari Kamis, aku sudah stand by di rental berdebar-debar juga rasanya aku menunggu Agnes, seperti apa rupanya ya.
“Selamat pagi, Om namanya Dadang khan?”
“Ya, betul.. Ini Agnes ya!” tanya aku kembali padanya.
Di hadapan aku sekarang adalah seorang ABG keturunan tionghoa yang cantik. Aku perkirakan umurnya baru 16 tahun, tinggi 160 cm, berat 47 kg dan berkulit putih mulus khas cina dengan rambut lurus sebahu, memakai baju hem ketat warna krem, celana jins hitam tiga perempat yang pas. Duduk di samping aku tampak mengintip CDnya yang berwarna putih. K0ntol aku langsung tegak bagaikan Monas melihat cewek cantik ini.
“Gimana khabarnya?” tanyaku membuka percakapan sambil mempersilakannya duduk.
“Baik Om, senang rasanya liburan ke Lombok”
“Oh ya? Udah kemana aja Agnes?”
“Ke pantai Senggigi, terus Suranadi dan tempat gerabah itu”
“Terus Agnes sekarang sama siapa?”
“Sama Papa, Mama dan sepupu, Agnes tinggal di Senggigi Beach Hotel”
“Wah, asyik dong..”
“So pasti, tapi lebih asyik kalo diantar sama tour guide seperti Om”
“Itu sich gampang Nes, yang penting ada komisinya lho” canda aku.
“Tenang Om, dijamin nggak nyesel dech nganterin Agnes”
Agnes orangnya supel dengan senyumnya yang manis mirip artis mandarin dan aroma tubuhnya yang sangat wangi. ‘Adik’ aku sudah nggak bisa diam nich.
“Ceritanya Om Dadang tuch asli khan?”
“Tentu saja asli lho, dari pengalaman pribadi”
“Enak dong”
“Enak apanya Nes?” pancing aku mulai memepetkan tempat duduk.
Ini baru kesempatan namanya. Asik khan pembaca, bisa berduaan sama abg yang tentu saja masih seger-segernya..
“Gituannya lho..” jawabnya tersipu malu.
“Emangnya Agnes pernah gituan sama pacar?”
“Ya.. Hampir pernah”
“Hampir pernah gimana, nggak usah malu dech, ceritain dong”
“Siapa tahu Om bisa bantu” ujarku sambil tangan kiri aku merangkul pundaknya.
Wah, Agnes tampaknya nggak marah nich aku pegang pundaknya, berarti ada lampu hijau dong.
“Janji ya Om, nggak bilang siapa-siapa”
“Janji dech” aku menunjukkan tanda victory padanya.
“Gini Om, Tony pacar aku itu kalo udah nafsu cepat keluarnya, padahal Agnes belum apa-apa”
“Maksudnya..” tanyaku pura-pura blo’on padahal tahu maksudnya.
“Iya, pas k0ntolnya Tony nempel di anunya Agnes, udah keluar duluan”
“Oh gitu, itu istilah kedokterannya ejakulasi dini”
“Terus ngatasinya gimana dong Om”
“Ya, Agnes harus
bisa foreplay dulu, maksudnya pemanasan gitu”
“Ya udah Om, tapi Tony maunya terburu-buru en lagian mainnya kasar sich”
“Agnes mau Om bantuin?” tanya aku yang sudah gak lagi melihat isi layar monitor sejak tadi.
“Maksud Om..?”
“Ya.. Gimana caranya foreplay”
“Hus.. Om ini ngaco, Agnes khan pacarnya orang”
“Bukannya ngaco, Agnes ya tetap pacarnya Tony, Om khan cuma memberikan petunjuk” jawab aku sungguh-sungguh membujuknya agar mau foreplay, habis potongan tubuhnya itu, alamak geboy abis, mungkin rajin fitnes ya atau aerobic.
“Tapi.. Ada orang lho di sini Om, Agnes khan malu”
“Nggak ada orang di sini kok, sini Om pangku” rayuku sambil menarik pinggangnya untuk duduk di pangkuan aku menghadap monitor komputer.
“Om.. Jangan..” celetuknya ragu dan canggung.
“Udah.. Atasnya doang kok, gimana?” tanya aku sambil membuka dua kancing atas hemnya hingga kelihatan BH merahnya, tangan kanan aku langsung masuk meremas payudaranya.
“Ja.. Ngan.. Om.. Geli..”
“Gimana rasanya Nes..”
“En.. Ak.. Sst.. Mmh”
Agnes kelihatannya sudah agak terangsang dengan permainan tangan aku, ditambah lagi ciuman aku yang mendarat secara tiba-tiba pada lehernya. Tangan kiri aku juga mulai aktif meremas payudaranya yang sebelah. Ciuman pada lehernya aku ubah jadi menjilat, jadi kedua tangan meremas dan kadang-kadang memelintir kedua putingnya itu yang makin lama makin mengeras.
“Mmh.. Mmh..” gumam Agnes. Beberapa menit lalu..
“Udah.. Om.. Sst.. Udah..” tahan Agnes sambil melepaskan aku dan merapikan bajunya.
“Ada apa Nes, contoh foreplay belum abis lho” goda aku tersenyum.
“Mmh.. Iya sich Om, cuman nggak leluasa di sini”
“Maunya Agnes dimana?”
“Tempat yang sepi orangnya gitu”
Aku lihat tempat rental internet itu sudah mulai ramai kedatangan pengunjung, mungkin Agnes agak terganggu juga konsentrasinya.
“Gimana kalo di hotel aja Nes, di sana lebih tenang” usulku.
“Iya dech.. Tapi jangan di Senggigi ya Om”, jawabnya sambil tangannya mengandeng aku mesra.
“Oke, nanti OM cariin yang agak jauh dari Senggigi”
Dan kami pun check in di salah satu hotel yang agak jauh dari Senggigi, karena aku tahu Agnes gak mau ketahuan keluarganya, katanya dia bilang sama keluarganya mau ke rental internet selama 3 jam. Karena itu kami pergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.
“Wah, di sini baru tenang nich” kata Agnes sambil memperhatikan hotel yang lumayan tenang karena tempatnya agak jauh dari Senggigi dan kota.
“Nah, sekarang gimana? Mau nerusin caranya foreplay?”
“Mmh.. Gimana ya” Agnes agak ragu kelihatannya.
Wah, anak ini harus dirangsang lagi supaya mau foreplay, soalnya si ‘buyung’ sudah tegak seperti pentungan pak satpam. Lalu aku membuka kaos atas aku dan celana panjang jins hingga tinggal CD, sengaja aku membuka baju menghadap ke Agnes.
“Wow.. Apaan tuch Om, kok kembung” kata Agnes sambil menunjuk ke k0ntol aku.
“Agnes mau lihat punya Om ya” Kutanggalkan semua CD aku hingga aku bugil dan kelihatan k0ntol yang tegak itu.
“Wow.. K0ntol Om bengkok dikit ya..” terheran-heran Agnes melihat bentuk k0ntol aku.
“Ini baru asli lho Nes, tanpa pembesaran” ujarku sambil mendekatinya.
Tangan aku aktif membuka hem kremnya dan celana jins hitam tiga perempatnya. Sekarang tampak jelas BH merahnya dan CD putihnya yang cantik, pemandangan yang indah. Aku gendong Agnes dan menaruhnya dengan lembut di sofa itu, lalu aku mencium dan menjilat bibirnya serta tangan aku meremas payudara dan mencopot pengait BH-nya.
“Om.. isep.. sst.. susu.. nya.. Agnes..” rengeknya meminta aku menghentikan ciuman dan beralih ke payudaranya, ciuman dan hisapan aku giatkan, lalu puting itu aku gigit perlahan.
“Terr.. us.. Om.. sst.. sst..” rintihnya sambil memindahkan kepala aku pada payudaranya.
Tangan kiriku mengusap payudara sebelah kiri dan tangan kanan aku masuk dalam CDnya dan mengusap-usap vaginanya yang ditumbuhi bulu halus, lalu aku masukkan jari keluar-masuk dengan lancar.
“Ouh.. Mmh.. Enak.. Om.. Nah.. Gitu..” Aku turun lagi mencium perutnya yang putih bersih, turun lagi mencium CDnya yang mulai basah.
“Buka.. Aja.. Om.. Cepet.. Sst” celotehnya yang sudah bernafsu sekali sambil membuka CDnya. Sekarang terlihat jelas sekali vaginanya yang masih kencang dan aku jilat dengan pelan dan semakin ke dalam lidah aku menari-nari.
“Sst.. Terr.. Us.. Om.. Mmh..” rintihnya tak karuan sambil menjepit kepala aku.
Beberapa menit aku permainkan vaginanya dan paha bagian dalam Agnes yang sudah sangat basah sekali.
“Om.. Mmhmm.. Ganti.. Om.. Sstss”
“Gantian gimana Nes..” goda aku sambil telentang.
“Gantian Agnes isep k0ntolnya Om, tapi jangan keluar dulu ya”
“Beres, nanti Om pakai kondom kok”
“Mmh..” Agnes gak menjawab, soalnya sudah mulai menghisap k0ntol aku, pertama-tama cuma masuk setengah tapi lama-kelamaan masuklah semua k0ntol aku.
“Terr.. Us.. Nes.. Jilat..” perintah aku sambil memegang kepalanya dan mendorong pelan supaya k0ntol aku masuk semua ke mulutnya.
Beberapa menit kami melakukan oral sex, Agnes ternyata menikmati permainan itu.
“U.. Dah.. Nes.. Om.. Nggak tahan.. Nich”
“Iya Om, Agnes juga pengin ngerasain senggama gaya kuda ama k0ntolnya Om yang bengkok itu hi.. hi..” celotehnya tertawa sambil mengambil posisi menungging.
“Sabar ya Nes, Om pasang kondom dulu”
Lalu setelah aku pasang kondom, aku masukkan ke vaginanya, tenyata meleset.
“Aduh.. Om.. Pelan.. Dong” rintihnya kesakitan. Memang vagina Agnes masih sempit kelihatannya dan posisi tersebut agak susah sich.
“Nes tolong bantuin pegangin k0ntol Om”
“Sini Agnes bantuin masukin tapi pelan ya”
Agnes lalu memegang k0ntol aku dan mengarahkan ke vaginanya dan aku dorong pelan, pelan tapi pasti dan bless.. masuk seluruhnya dengan dorongan aku yang terakhir agak keras.
“Aduh Om sakit”
“Nggak apa-apa kok Nes, udah masuk kok”
“Sst.. Om.. Gini rasanya ya.. Sst..”
“Gi.. Mana.. Nes..”
“E.. Nak.. Sst.. Agak cepetan Om.. Sst”
“Nahh.. Sst.. Gitu..”
Genjotan demi genjotan aku giatkan sambil tangan kiri memegang perutnya dan tangan kanan memegang payudaranya. Plok.. Plok.. Plok.. Demikian kira-kira bunyinya. Kira-kira beberapa menit aku ngentot dengan Agnes dengan posisi doggy style. Dan semakin lama semakin cepat.
“Ce.. Pat.. Sst.. Sst.. Om.. Aah.. Agnes mau keluar nich” rintihnya tertahan.
“Sa.. ma.. an.. Nes.. keluarnya.. sst.. yess..” jawab aku sambil mempercepat sodokan k0ntol aku.
“Sst.. Nes.. Da.. Sst.. Kel.. Uar.. Om.. Argh..” jerit Agnes.
Tiba-tiba tubuh Agnes mengejang dan aku pun juga, akhirnya crot.. crot.. crot.. Keluar cairan putih dalam kondom aku, bersamaan dengan muncratnya cairan di vagina Agnes. Tubuh kami pun lemas menikmati sensasi yang luar biasa itu.
“Trim’s ya Nes, rasanya gimana?” tanya aku sambil mengecup pipinya.
“Enak sekali Om, baru kali ini Agnes puas”
“Gimana ML ama Om Dadang Nes?” tanya aku sambil mencium pipinya.
“Puas rasanya ke Lombok, dapat plusnya lagi” katanya sambil ke kamar mandi dan beberapa menit sehabis mandi lalu Agnes sudah merapikan bajunya.
“Sampe besok ya, sehari lagi Agnes pulang lho”
“Okey, kapan ketemu lagi?”
“Terserah Om dech, tapi jangan terlalu malam ya, nanti Papa curiga lho”
“Gimana kalo jam 19.20 Om jemput?”
“Okey dech, seperti biasa ya” Maksudnya seperti biasa adalah, Agnes kujemput pakai mobil sewaan di
Senggigi, tapi agak jauhan. Karena jika ketahuan bapaknya khan bisa berabe.
Pukul 19.30 Agnes sudah berada dalam mobil bersama aku, dengan memakai rok jins span warna biru dipadu dengan kaos ketat warna putih selaras dengan warna kulitnya. Aduh mak, makin cantik aja nich ABG, pikirku.
“Kita kemana Om?”
“Bandara Selaparang”
“Ngapain ke sana?” tanyanya heran.
“Udah nggak usah banyak tanya, nanti juga tahu”
“Agnes ama Papa cuma dikasih ijin satu jam lho Om”
“Maka itu, Om mau kasih hadiah buat Agnes”
“Wah, terima kasih Om” jawabnya sambil mencium pipi aku mesra. Aku pilih bandara itu agar bisa romantis
dan bisa lebih pribadi, tahu khan pembaca maksud aku, he.. he.. he.
Setelah sampai di bandara, aku parkir mobil di tempat yang agak sepi, kebetulan juga kacanya hitam pekat. Aku ajak Agnes pindah ke tempat duduk belakang mobil Kijang itu agar lebih leluasa kalau mepet-mepetan.
“Mana hadiahnya Om?” tanya Agnes gak sabaran, karena gak tahu apa hadiahnya.
“Om cuma mau kasih hadiah seperti kemaren” selidik aku menunggu tanggapannya.
“Maksud Om?”
“Iya, seperti yang Om ajarkan kemarin, nah itu hadiahnya, tapi Agnes mau nggak?”
“Idih, si Om maunya..” jawab Agnes sambil tersipu.
Bagi aku itu sudah cukup merupakan tanda setuju dari Agnes hingga tanpa menunggu jawaban dari Agnes, aku langsung mencium bibirnya dan tangan aku sudah mendarat pada pahanya. Aku elus-elus pahanya yang putih dan masih terbalut oleh jins biru yang sangat seksi hingga memperlihatkan lekuk-lekuk bodinya. Agnes juga kelihatannya ingin menghabiskan malam terakhirnya bersama aku dengan tergesa-gesa membuka celana aku sampai separuh dan melahap k0ntol aku yang sudah kencang dari tadi.
“Teru.. Ss.. Nes..” perintah aku sambil membuka kaos dan BH putihnya yang berenda itu.
“Mmh.. Mmbmnb..” celotehnya gak jelas karena mulutnya penuh dengan k0ntol aku yang maju mundur dihisapnya dengan irama yang cepat.
“Ud.. Ahh.. Nes.. Om.. Mau.. Kel.. Uar.. Arghh..”
Tiba-tiba Agnes melepaskan kulumannya, dan berganti posisi dengan aku yang berjongkok dan Agnes yang duduk sambil membuka rok spannya. Pemandangan yang sangat indah pembaca, Agnes memakai CD kuning yang bergambar hati atau cinta.
“Ayo Om, jangan diliatin aja”
“Ya..” jawab aku sambil mencium vaginanya yang masih terbungkus CD kuningnya, jilatan demi jilatan membuatnya geli hingga pinggulnya ke kiri ke kanan tak beraturan.
“Uda.. Hh.. Om.. Buka aja.. Sst.. mmh..” katanya menyuruh aku membuka CDnya.
Dengan dibantu Agnes, aku membuka CD beserta sok spannya hingga ia tinggal mengenakan BH saja. Vaginanya yang ditumbuhi bulu halus itu mengeluarkan aroma harum khas wanita, beberapa saat aku cium dan jilat pada bagian dalam vaginanya.
“Sst.. Arggh.. En.. Akk.. Om.. Nah gitu.. Sst”
“Jil.. At.. Om.. Bagian yang itu.. Ya.. Sst..” pintanya pada aku yang membuatnya sangat terangsang.
Sambil menjilat seluruh bagian vaginanya, tangan kanan aku masuk ke dalam BH-nya dan meremas payudaranya dengan lembut dan kadang-kadang memelintir putingnya yang sudah keras sekali.
“Ayo.. Om.. Sst.. Agnes.. Nggak.. tahan.. Nih..” rintihnya memohon pada aku.
Aku sudah mengerti maksudnya, Agnes sudah sangat terangsang sekali ingin melepaskan hasratnya dengan segera. Lalu aku berganti posisi dengan Agnes aku pangku berhadapan dengan aku sambil membuka penutup payudaranya itu. Maka kami berdua sudah bugil di dalam mobil itu, untung saja keadaan bandara waktu itu belum terlalu ramai karena kedatangan pesawat masih lama.
“Pel.. Lan ya Om” kata Agnes sambil menggesek-gesekkan bibir vaginanya sebagai pemanasan dulu.
“Gimana Nes..?”
“Udah Om, sekarang aja” ajak Agnes sambil memegang k0ntolku mengarahkannya pada lubang kemaluannya sambil aku juga menyodoknya pelan, lalu pada akhirnya bless.. masuklah semua k0ntol aku.
“Arg.. Sst.. Mmh..” rintih Agnes karena masuknya k0ntol aku yang lalu maju mundur dengan lembut.
K0ntol aku serasa diremas-remas dalam lubang kemaluan Agnes yang masih sangat kencang sekali, denyut-denyut yang menimbulkan rasa nikmat bagi aku dan tentunya pengalaman ini taka akan terlupakan.