Ngintip Aaahhh

CERITA SEX GAY,,,,,
Ngintip Aaahhh

Akhirnya aku bisa menikmati pemandangan kamar mandi yang terletak di belakang rumah melalui komputer di kamarku. Setelah sekian lama, akhirnya aku mendapatkan posisi yang sangat strategis untuk sudut pandang kamera digitalku, sehingga dengan leluasa aku dapat melihat seluruh ruangan kamar mandi, seolah mengintip dari langit-langit. Kamera itu hadiah ulang tahun dari kedua orang-tuaku.
Kenapa aku ingin sekali mengintip kegiatan yang terjadi di kamar mandi itu, semenjak orang tuaku harus pindah tugas ke lain kota, aku harus tinggal sendiri di rumah. Maka orang tuaku mencarikan seseorang untuk membantu mengurusi rumah, karena pembantu kami yang dulu ikut serta kedua orang tuaku. Orang yang diminta untuk mengurusi segala hal keperluan di rumah itu, bernama Doni, umurnya sekitar 22 tahun, tinggi sekitar 167 cm berat proporsional, berwajah menarik (menurutku).
Tubuhnya yang padat dan berotot itu membuat aku ingin melihatnya dalam keadaan bugil. Tapi karena aku takut ketahuan, makanya begitu ada kesempatan untuk membeli kamera digital, dengan segala cara aku mengusahakan bagaimana caranya aku dapat memasangkan kamera itu dengan aman. Sejak kamera tersebut dapat bekerja sebagaimana fungsinya, aku mendapatkan tontonan gratis “live” dari kamar mandi!
Setelah sering aku perhatikan, ternyata tubuh si Doni itu memang pantas diacungkan jempol. Dan mataku paling sering tertuju pada kemaluannya itu. Aku sudah merasa cukup puas dengan melihat tubuh bugil si Doni, pada saat dia mandi, tanpa ada keinginan untuk menggodanya agar menyerahkan seluruh tubuh indahnya kepadaku. Aku kurang cukup nyali untuk itu.
Aku anak kedua dan sekaligus bungsu. Jarak umur antara aku dan kakakku sekitar 6 tahunan. Setelah menyelesaikan kuliahnya kakakku langsung bekerja di perusahaan swasta di Jakarta. Dan sudah hampir setahun dia tidak pernah pulang ke rumah, karena dia mengikuti training di Jerman. Aku sangat mengidolakan kakakku itu, gimana nggak, dia sangat baik, meskipun sikapnya agak dingin.
Tapi aku justru suka sekali karena sikap dinginnya itu. Katanya dua bulan lagi kakakku itu pulang ke Indonesia. Ya, aku sih seneng aja, habis aku kangen sekali sama kakakku itu. Orang tuaku jarang pulang ke sini, mungkin karena terlalu sibuk dengan pekerjaan ayahku, karenanya akulah yang sering mengunjungi mereka, sedangkan rumahku yang ada cuma aku dan si sexy Doni.
Aku sendiri jarang ngobrol dengan si Doni itu, soalnya aku baru pulang ke rumah paling cepat sore, itupun pada saat aku ingin ngintip si Doni pada saat dia mandi sore, kalau terpaksa harus pulang malam ya pulang malam. Maklumlah selain kuliah semester ini begitu padat, aku kadang suka nongkrong bersama teman-teman di daerah sekitar kampus.
Cerita Gay http://ceritakita.hexat.com
Kadang aku juga mengajak teman-teman ke rumah, tapi tidak sering, dan aku tetap merahasiakan kamera pengintaiku itu. kalau mereka sampai tahu, matilah aku, bolehlah kamera itu untuk mengintip di kamar mandi, tapi teman-temanku kan tahu dengan pasti, dirumahku itu hanya ada aku dan pembantuku itu saja. Bisa-bisa mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan “perasaan lain”ku itu.
Pada suatu sore, ketika aku masuk rumah, ternyata kakakku sudah ada di dalam, surprise sekali. Kata kakakku proses trainingnya dipersingkat, sehingga bisa pulang lebih lama. Hmm.. melihat kakakku itu, aku semakin suka saja melihatnya, mungkin selama dia training, dia selalu menjaga otot-ototnya sehingga dia bertambah kekar dan tambah enak dilihat.
Dan wajahnya semakin segar dan ganteng aja. Kata kakakku, dalam waktu dekat ini dia akan dipindahtugaskan ke kota ini. Senang sih, cuma aku takut, kalau-kalau kakakku akan mengetahui kebiasaanku mengintip si Doni di kamar mandi, meskipun aku telah memasang kabel antara kamera dengan komputer secara rapi sekali. Yang aku takutkan, kakakku itu jago ngotak-ngatik komputer juga. Ah.. nggak tau deh!!
Aku melihat perubahan dari kakakku, dia sekarang tidak begitu dingin seperti biasanya, dia agak banyak ngomong (menurutku).
“De, (ade adalah nama panggilanku) sejak kapan si Doni kerja disini?”, tanya kakakku ditengah-tengah pembicaraan. “Yaah, kira-kira udah 4 bulanan lah A!” (Aa, panggilan untuk kakakku).
Menurut pembantuku, kakakku sampai kerumah sekitar jam sepuluh pagi, untungnya wajah kakakku tidak beda jauh denganku, sehingga dengan mudah si Doni mengenali bahwa itu adalah kakakku. Dan rupanya aku lihat kakakku sudah cukup akrab dengan pembantuku itu, aku agak cemburu melihatnya, soalnya aku memang kurang tertarik untuk ngobrol basa-basi.
Menjelang malam, kakakku meminta si Doni untuk membeli sate, untuk makan malam ini, oh ya, selain menjaga rumah, pembantuku ternyata cukup jago masak. Sehingga kadang aku makan di rumah juga. Begitu si Doni keluar untuk membeli makan malam, kakakku bersiap mandi, dan aku agak heran, kenapa dia malah mandi di kamar mandi belakang. Pikiran iseng ku mengajak untuk mengintip kakakku yang akan mandi itu.
Jantungku langsung berdegup dengan keras. Cuma rasa keingintahuanku untuk melihat kakakku bugil yang membuatku nekat langsung ngacir menuju kamarku. Aku kunci kamarku, lalu aku memulai aksi ngintipku itu. Aku melihat kakaku sedang jongkok, hanya terlihat kepalanya saja, karena terhalang oleh bak kamar mandi (rupanya sedang buang air besar, red). Aku sih nyengir aja.
Tak lama kakakku selesai menyiram kakus dan bersih-bersih, lalu dia bersiap mau mandi. Dan, aku melihat kakakku melepas semua yang melekat pada tubuhnya, oh.. indah sekali pemandangan di layar monitorku ini. Lalu dia menghampiri gantungan baju dimana si Doni selalu menggantukan pakaian kotornya disitu, ya nggak banyak sih. Dan aku heran, kakakku merogoh-rogoh seperti sedang mencari sesuatu, lalu dia menarik sebuah benda, yaitu.. kolornya si Doni.
Degupan jantungku semakin keras, dan aku semakin penasaran dengan apa yang akan dilakukan kakakku itu. Ternyata dia langsung mencium CD (celana dalam) dan seperti menghirup aroma CD itu. Semakin berdebar jantungku, kepalaku seperti berputar-putar melihat kelakuan kakakku itu. Lalu aku perhatikan kontol kakakku menjadi tegang, sedangkan dia terus menerus menciumi CD itu, dan tangan kanan kakakku memulai gerakan mengocok kontolnya sendiri. Oh Shit!! Aku bertanya-tanya dan semakin penasaran, apakah kakakku menyukai si Doni juga??
Setelah agak lama kakakku mengocok-ngocok kontolnya, lalu dia meraih sebuah botol bening, lalu menumpahkan cairan botol itu ke telapak tangannya, lalu dia menyarungkan CD si Doni itu ke kepalanya. Dan ke dua tangannya sibuk ngotak-ngatik barangnya itu. Aku sempat cekikikan melihat gaya kakakku menyarungkan CD itu menutupi kepalanya. Lalu kakakku menaikkan kaki kirinya sehingga posisinya menghadap kamera, karena itu aku dapat melihat dari arah depan-atas, kakakku sedang menikmati CD yang sudah dipakai sambil ngocok.
Tak lama setelah itu, sambil tangan kanannya mengocok kontolnya, tangan kiri kakakku pindah ke belakang pahanya, dan.., ternyata tangan kirinya itu seperti menekan-nekan sesuatu dari arah belakang. Wajah kakakku tertutup oleh CD, lalu dia menurunkan kaki kirinya dan meraih botol cairan itu lagi, lalu cairan yang ada ditelapak tangannya di oleskannya ke pantatnya, aku dapat melihat dengan jelas, karena pada saat kakakku mengolesi kontol dan pantatnya itu posisinya berubah menghadap bak kamar mandi. Lalu dia lepaskan CD yang menutupin kepalanya itu, dan dia memulai lagi gerakan seperti tadi, tapi kali ini kaki kanannya yang dinaikkan ke atas bibir bak.
Dan seperti tadi pula, sementara tangan kanannya mengocok kontolnya, tangan kirinya di menekan-nekan sesuatu, yang sekarang aku dapat dengan jelas karena posisi kakakku membelakangi kamera, dan aku lihat tangan kiri kakakku, bergerak maju mundur, dan terlihat dengan jelas bahwa dia memasukkan jari tengah ke lubang pantatnya. Oh God!! Apa ini, aku menjadi bingung, apa yang sedang dilakukakan kakakku itu, dan aku merogoh kedalam celanaku, aku keluarkan kontolku yang sudah tegang dari tadi itu, ternyata sudah mengeluarkan cairan bening, aku benar-benar bingung.
Sejak awal dia menciumi CD, aku mulai menduga bahwa kakakku suka dengan si Doni pembantu kami, ternyata bukan aku saja yang suka, kakakku juga. Hanya saja, sekarang ini aku bingung tambah sedikit senang juga, melihat apa yang dilakukan kakakku itu. Sekarang terlihat gerakan tubuh kakakku seperti yang menikmati betul, kocokan tangan dan tusukan jarinya itu. Dan tak lama terlihat tubuh kakakku seperti menegang, mungkin maninya keluar, tidak terlihat sih karena terhalang oleh badannya.
Setelah itu dia mandi, dan aku langsung mematikan komputerku itu, dan mencabut konektor kabel yang menghubungkan antara kabel dan kamera ku itu, lalu aku gulung ujung kabelnya dan aku selipkan di tempat yang aman. Lalu aku langsung menuju kamar mandi biar kakakku tidak mendapatkan aku yang pucat dan bingung, lalu aku mandi untuk menenangkan pikiranku.
Rupanya si Doni sudah pulang dari tadi. Lalu aku dan kakakku bersiap untuk makan malam dengan sate. Pada saat makan, aku sering curi-curi untuk memperhatikan wajah kakakku, setelah kejadian tadi. Tapi aku gak melihat tanda-tanda gugup atau perasaan bersalah. Dan selama ngobrol di meja makan itu, kadang aku secara gugup menjawab beberapa pertanyaan kakakku (Grogi, kesal, marah, horny, red). Lalu setelah makan, aku ngobrol lagi dengan kakakku sambil nonton TV juga sambil merokok, lumayanlah rasa gugup ku bisa aku kendalikan.
Malam semakin larut, aku lihat kamar si Doni sudah tertutup, hmm, berarti dia sudah tidur. “De, tidur yuk”, ajak kakakku, entah bisikan dari mana, dengan spontan aku menjawab, “Ya, Aa duluan aja, emang nya kita mau tidur bareng? Aa khan punya kamar sendiri”, itu yang terucap dari tenggorokanku, aku kira ucapanku tadi akan berlalu begitu saja, ternyata, kakakku membalas, “Alaa, waktu dulu loe selalu ngerengek-rengek pengen tidur sama Aa!!” balasnya sambil tersenyum lalu mengepalkan tinju. Aku hanya tersipu saja.
Dan sekarang tinggal aku sendiri bengong menghadap TV yang acaranya garing. Aaah bete, emang sih dulu waktu aku masih kecil, aku selalu tidur sekamar dengan kakakku itu, sampai kelas 2 SMP aku mulai jarang tidur dengan kakakku, dan mulai tidur sendiri. Dengan gontai aku matikan TV, lalu aku menuju kamarku. Lalu aku merebahkan diri, dan terbayanglah semua kejadian pada saat aku mengintip kakakku tadi sore itu, menyesal juga aku tidak merekam kejadian tadi sore, lumayan khan bisa diputer berulang-ulang.
Aku merasa akan tidak bisa tidur, aku lihat jam menunjukkan pukul 22.30, gila, belom bisa tidur juga nih. Memang sih aku biasa tidur diatas jam 23.00. Lalu terbayang ajakan kakakku yang mengajak tidur bareng, entah serius entah becanda. Yang paling bingung adalah, aku horny karena melihat kelakuan kakakku, rasa marah, kesal, dan bingung, bercampur. Dan terlintas juga dalam benakku, untuk pindah tidur ke kamar kakakku. Aku berfikir, wajarlah adik kangen dengan kakak sendiri, aku berdalih seperti itu, makanya aku nekat untuk pindah ke kamar kakakku.
Perasaan tegang menyelimuti hatiku. Dan, sekarang tepat didepan ku ada pintu yang menghalangi aku untuk bisa masuk ke dalam kamar kakakku. Dan karena sudah terlanjur nekat dan rasa penasaran yang begitu besar (aku ngaceng pada saat itu, makanya aku menenteng selimut untuk menutupi tonjolannya). Lalu aku ketuk kamar kakakku itu, “A..!!, Aa..!!”, tapi, tidak ada jawaban. Kesal juga nih! lalu aku ketuk lagi agak keras seraya memanggil dia. Dan, tak lama terdengar bunyi anak kunci diputar dan terbuka lah kamar kakakku itu, terlihat kakakku hanya mengenakan boxer saja tanpa baju, dan sekilas aku melihat tonjolan di selangkangannya, kayaknya baru setengah tegang. Sebelum dia bertanya, aku langsung mengatakan padanya, bahwa aku pengen tidur dengan dia, soalnya gak bisa tidur, ya kali aja sambil ngobrol malah bisa cepet tidur. Kakakku hanya tersenyum lalu menutup pintu dan mematikan lampu kamar.
Selama berbaring di sebelah kakakku itu aku tambah gelisah, dan degupan jantungku makin mengeras, aku melirik dalam kamar yang remang-remang itu, tonjolan di bawah pusar kakakku itu semakin membesar dan memanjang. Aku menelan ludah dan semakin gelisah. Lalu aku mencoba memejamkan mata agar bisa tertidur. Tak lama aku dikagetkan oleh suara kakakku, “De, loe gelisah gitu kenapa?”, aku hanya diam dan terus memejamkan mata pura-pura tidur. Lalu aku membuka sedikit mataku, dan menjaga agar tetap terlihat terpejam, aku melihat kakakku sedang memperhatikan aku. Damn it!!
Aku ingin sekali dicium olehnya. Lalu dengan pelan tangannya meraba dadaku, tepat diatas degupan dadaku. Mati gue!! Kakakku ngetes kali nih. Mendapat sentuhan seperti itu aku makin gak tahan, dan aku sudah tidak peduli lagi dia kakakku atau bukan, lalu dengan gerakan pelan aku tarik menggunakan ku selimut yang menutupi badanku, lagi pula gerah. Dan tentu saja karena aku hanya pake celana pendek, dalam remang seperti itu bakalan terlihat tonjolan diselangkanganku. Aku hanya menunggu reaksi dari kakakku saja, karena aku bingung harus gimana, karena yang dihadapan ku itu bukan orang lain, tapi kakakku sendiri.
Lalu tangan kakakku bergerak dengan pelan menuju arah perut, dan dengan cepat tangannya itu pindah ke kontolku yang udah ngaceng berat. Kakakku meremas-remas kontolku, sepertinya dia ingin tahu seberapa besar diameter dan panjangnya. Nafasku menjadi cepat. Dan tiba-tiba kakakku menghentikan gerayangannya lalu berdiri dan menyalakan lampu kamar. Lalu aku pura-pura terbangun, “A, matiin dong lampunya gak bisa tidur nih”, kakakku hanya nyengir aja, lalu naik lagi ke kasur dan mengangkat tubuhku sampai aku terduduk. Kami duduk berhadapan, dan aku melihat kakakku yang hanya mengenakan celana boxer saja, sehingga nampak dengan jelas kontolnya ngaceeng dengan kerasnya.
Lalu kakakku memegang pundakku dan mendekatkan kepalanya ke arah mukaku, aku menatap ke arah mata kakakku dengan penuh harap, dan aku membalas dengan memegang pundak kakakku itu, dan dengan otomatis kami langsung berciuman. Ah, nikmat sekali. Dibukanya kaos yang melekat di tubuhku, dan kakakku seperti yang kesurupan menggerayangi semua tubuhku sambil berciuman, wet kiss, aku pun melakukan hal yang sama, tapi begitu aku hendak meraih isi dibalik boxer kakakku, dia langsung mencegahnya dan menarik kembali tanganku. “kenapa A?” tanyaku, dia menatapku dalam-dalam dan melontarkan pertanyaan, “loe dari kapan jadi kayak gini de?” lalu aku jawab bahwa aku mulai mengagumi kakakku sejak sma, tapi hanya sekedar kagum saja, lama-lama pada saat aku browsing di internet aku melihat gambar-gambar gay, aku jadi tertarik, dan seterusnya..

Lalu pada saat aku menanyakan pada kakakku kenapa dia jadi menyukai laki-laki, dia merasakan kenikmatan bercumbu dengan laki-laki selama mengikuti training di Jerman, mulanya teman sekamarnya yang memperkenalkan kakakku ke dunia gay. Dan timbul rasa penasaran pada saat aku melihat kakakku di kamar mandi belakang akhirnya aku terus terang bahwa aku mengintip dia waktu sore tadi. Dia kaget, akhirnya dia tertawa agak keras, dan aku bertanya, “A, tadi aa masukin jari ke pantat ya?” tanya ku, kakakku mengangguk, “rasanya gimana A, sakit atau enak”, tanyaku. “mau tau rasanya, ade ganteng?” aku mengangguk dengan mantap.
Lalu dia membuka boxernya dan dia meminta aku untuk membuka celanaku. Lalu kami sama-sama bugil dan kakakku langsung melumat kontolku, aku langsung mengambil posisi terlentang, dan uaah enak sekali. Tak lama, “Ade sayang, pengen tau rasanya waktu Aa masukin jari ke pantat?”, tanya kakakku, aku mengangguk, lalu dengan paksa kakakku mendorong pahaku hingga menekuk di dadaku, aku kira dia akan mengisap kontol lagi tapi ternyata bukan, terasa olehku lidah kakakku itu menjilati lubang anus ku, “Oooh A-a, enak aa..” Gila, pikirku, enak banget nih, pantas saja kakakku begitu menikmati pada saat dia memasukkan jarinya ke pantatnya.
Karena tidak kuat menahan geli, aku meminta kakakku untuk menghentikan jilatannya itu. Lalu aku mendorong kakakku hingga dia terlentang. Dan aku meniru apa yang dilakukan kakakku tadi. Tapi pada saat aku mau menjilat anus kakakku, ada perasaan jijik, tapi tercium bau khas yang sangat menggoda hingga akhirnya lidahku menjilat semua area anus kakakku. Ternyata menjilat juga ada kenikmatan tersendiri, ditengah asiknya aku menjilat anus kakakku, kakakku menarik kepalaku dan menciumi bibirku, lalu jarinya dimasukan ke dalam lubang pantatnya, dan memintaku untuk menusuk pantatnya dengan kontolku ini.
Lalu dia meraih botol yang disimpan dilaci meja disamping ranjang, lalu dia melumuri kontolku dan anusnya dengan cairan, yang ternyata itu adalah baby oil. Dengan rasa penasaran aku masukkan kontolku dengan bimbingan kakakku, kakinya tertopang pada bahuku, sehingga kontolku bisa lebih dalam lagi masuk kedalam pantat kakakku, hangat dan empuk. Setelah mendapat tanda, bahwa aku harus menggenjot pinggulku, maka aku langsung bergerak me-maju-mundurkan pinggulku dan terasa sekali gesekan pantatnya menjepit kontolku enak sekali, dan tak lama aku mengeluarkan mani di dalam pantat kakakku, aku sudah tidak tahan lagi pada saat titik klimaks.
Aku langsung merebahkan diri diatas kakakku dan langsung menciumnya. Kakakku tersenyum puas (padahal dia belum mencapai ejakulasi). Tak lama, kakakku mengajakku untuk membersihkan badan. Aku heran kenapa kakakku tidak ingin mengeluarkan air maninya pada saat itu, menurut dia, tadi sore khan udah, laen kali deh, katanya. Esok harinya kami melakukannya lagi, tapi kali ini di kamarku, dan kami lakukan sore hari sambil menonton si Doni mandi.
Entah apa yang merasuki kakakku, tiba-tiba kakakku mengajak untuk mengetes Doni dengan harapan bisa ngerjain dia, karena kakakku itu sangat penasaran dengan Doni. Yaa, aku sih nurut aja, karena memang si Doni bikin aku penasaran juga.
“Eh, de, kita kerjain si Doni yu, Aa pengen ngetes apa dia bisa kita ajak untuk gituan..” Ah memang kakakku ini jadi lebih iseng dan nekat. Lalu dia punya ide untuk memancing pembantu kami itu. Idenya dia itu berawal dari CD si Doni yang kebanyakan sudah pada bolong, jadi kakakku mempunyai rencana akan memberikan CD baru buat dia. Untunglah kakakku mempunyai stok banyak baik boxer ataupun G-string, jadi bisa dipakai sebagai umpan.
Lalu kakakku menceritakan semua rencananya dengan jelas, pokoknya kalo pengen berhasil aku harus mengikuti apa perintah dia.
Setelah kakakku menyiapkan semuanya termasuk umpan, lalu dia menyuruhku untuk pura-pura ngotak-ngatik yang ada dikomputer, sedangkan dia berbaring telungkup di kasur kamarku hanya mengenakan boxer hitam kesukaannya. Lalu dia memanggil si Doni. Tak lama pembantuku itu menghampiri dan masuk ke kamarku, “Ada apah A?” tanya nya. Lalu, “Don kamu udah mandi”, tanya kakakku basa-basi, yang ditanya mengiyakan, “Don, kenapa sih kolor kamu pada sobek?” tanya kakakku, yang di tanya hanya mesem-mesem saja,”ya udah, nih pakek oleh-oleh dari Aa” seraya kakakku memberikan sebuah G-string dan Boxer, “tapi harus langsung di coba ya..” kata kakakku. Si Doni mengangguk dan menerima pemberian kakakku itu, lalu kakakku duduk dan menutup tonjolan yang mengeras di selangkangannya dengan bantal.
Kakakku meminta si Doni untuk mencobanya sekarang di depan kami berdua. “udahlah Don, pakai aja, lagian kita khan sama-sama cowok, masak harus malu sih, kalo dicoba sekarang, misalnya ukuran nya gak pas bisa dituker.” Bujuk kakakku itu. akhirnya dengan perasaan terpaksa si Doni membuka celananya dan mengenakan underwear pemberian kakakku secara bergantian. Terlihat dengan jelas kontol yang lemas tergantung di selangkangan Doni setiap dia membuka undie’s nya, dan terakhir dia mengenakan G-stringnya, terlihat begitu pas untuk pantatnya yang bulat dan terlihat sexy sekali.
Dan setelah berhasil pada tahap pertama, kakakku langsung melancarkan serangan kedua, dia langsung telungkup lagi di kasur, dan meminta kepada Doni untuk memijat badannya. Pada saat dia akan meraih celananya aku sudah lebih dulu meraih celana panjangnya itu sehingga dia kebingungan, aku berkata, “kasihan Don, si Aa udah capek banget jadi biar gak usah nunggu lama, langsung aja mijit” dengan keadaan pakek G-string doang.
Dengan terpaksa pula dia mengikuti apa yang kuperintahkan, lalu dia mendekati kakakku yang sedang tertelungkup sambil menutup tonjolan kontolnya karena malu, kadang dia juga menutup pantatnya yang terbuka lebar. “Don, kagoklah (terlanjur, red) udah sekalian buka aja kaos nya, biar mijitnya bebas”, mungkin karena takut atau karena apa, si Doni menurut perintah kakakku, ooh shit, aku melihat secara langsung tubuh indah Doni didepan mataku, lalu dia langsung memijit punggung kakakku, awalnya si Doni memijit dengan duduk di ranjang saja.
Tapi kakaku memerintahkan untuk memijit sambil menduduki pantat kakakku yang hanya terbungkus boxer itu. Meskipun jadi kikuk, si Doni terus saja memijat punggung kakakku itu. Sesuai dengan perintah, aku harus memperhatikan apakah kontol si Doni mengeras atau tidak, ternyata setelah beberapa menit, tidak terjadi perubahan apa-apa, sambil main komputer aku memberikan kode pada kakakku bahwa di Doni tidak ngaceng.
Setelah tahu dari isyarat, kakakku mulai melancarkan serangan berikutnya. “Don, suka nonton BF gak”, yang ditanya hanya senyum saja. “kalo suka, ya sambil mijit kita puterin film BF ya? Gimana, mau?” tawar kakakku, si Doni hanya senyum dan berkata, “terserah..lah”, lalu aku dengan sigap memutar film BF di komputer. Setelah berapa lama barulah terlihat si Doni itu ngaceng. Nampaknya G-string yang dia kenakan tak dapat menampung kontolnya itu. Lalu dengan repotnya dia menghentikan pijatannya, lalu mencari cari perlindungan untuk menutupi kontolnya itu.
Melihat itu kakakku dengan bijaksananya berkata,” udahlah Don, kamu gak usah malu kalo ngaceng, Aa juga ngaceng koq, kalo gak percaya nih liat, kakakku menarik dan membuka boxer nya dan tersembullah kontol ngaceng kakakku, ” oke sekarang biar adil semua yang ada disini harus bugil, lalu pura-pura kakakku menyuruhku bugil, aku dengan perlahan membuka semua pakaianku, hanya tinggal Doni dengan posisi tangannya menutupi kontol, yang terbungkus G-string itu. Ayo Don, disini cuma kita bertiga, lagian cowok semua, sekali-kali nonton BF sambil bugil.
Akhirnya Doni menurunkan G-stringnya itu. Aku sudah tidak tahan melihat kakakku dan Doni sudah bugil, ingin rasanya menerkam keduanya, cuma aku ingat pesan kakakku, kalo misi ini pengen berhasil, ikuti perintah dia. OK deh Kakaak. Lalu kami bertiga duduk menikmati tontonan film BF sambil bugil dan menjaga jarak agar tidak saling menyentuh, sesuai rencana, Doni duduk ditengah-tengah. Lalu kakakku mulai memancing, “Don kamu kalo lagi kepengen ngapain Don?”, “Ah paling ngocok aja, A'”, jawabnya, “pernah gituan gak?” Tanya kakakku, si Doni menggeleng. “Don, A’a’ pernah diisep sama orang, enaak deh Don.., mau coba gak? “tanya kakakku.
Lalu kakakku mulai memancing suasana, dengan mengocok ngocok, kontolnya sendiri, Doni yang duduk disebelahnya melihat sejenak apa yang dilakukan kakakku, sambil tangannya meraih kontolnya juga. “Don pernah pegang kontol orang lain?” tanya kakakku, Doni menggeleng, sambil menatap adegan di film itu. Lalu terlihat Doni mulai membelai kontolnya, melihat itu, kakakku langsung menarik tangan kanan Doni dan meletakkan tangannya itu di kontol kakakku. Doni bengong, karena tangannya di pegang dengan keras oleh kakakku, aku yang duduk disebelah kiri Doni, begitu mendapat kode dari kakakku, aku langsung menerjang dan menghisap kontol Doni yang ternyata lebih besar dari kontol kakakku ataupun punyaku.
Tangan Doni yang akan menepiskan kepalaku dihalangi oleh kakakku, dan kakakku langsung meraih bibir Doni dengan bibirnya, dengan rontaan yang kurang berarti, akhirnya si Doni berhenti meronta dan mulai menikmati permainan ini. Aku sudah merasa pegal menyepong kontol si Doni lalu aku menyodorkan kontolku ke arah mulut kakakku yang sedang menciumi bibir Doni. Lalu kakakku langsung melumat kontolku di dekat bibir Doni, lalu ditariknya ujung kontol ku itu ke arah bibir Doni, dengan usaha sedikit akhirnya Doni mau juga menghisap kontol ku, nampaknya dia menikmati, lalu kakakku langsung menyamber kontol Doni, Doni mendesah-desah, karena sepongan kakakku bikin ngelayang, sambil telentang, Doni masih menghisap kontolku.
Melihat kakakku menjilati kontol Doni dengan semangat, aku jadi kepingin lagi, lalu aku memutar badan, sehingga posisi aku dan Doni menjadi 69, Doni tetap di bawah dan terus menghisap kontol ku, secara bergantian aku menghisap kontol Doni dengan kakakku, lalu kakakku menghisap dari arah bijinya ooh enak sekali. Pada saat aku menyepong, dan Doni masih terus ngisep, lalu kakakku memberikan jilatan pertamanya pada pantat Doni dengan merentangkan kaki Doni, aku tersentak oleh dorongan Doni, sampai aku melepas kan isapan ku dan diapun melepaskan isapannya lalu dia meronta, “aduuh a-aa lagi diapain niih?”, kakakku menghentikan jilatannya sejenak lalu menanyakan enak apa tidak kepada Doni, yang ditanya menjawab enak! Ya sudah, kakakku melanjutkan jilatan ke anusnya Doni, sedangkan aku meneruskan 69 styleku dengan Doni, tak kukira, beberapa saat setelah itu, Doni langsung meraih dan mencoba untuk menjilat pantatku, dan ooh jilatan Doni meskipun belum mahir tapi sungguh enak, dan tak lama kakakku menghentikan jilatannya lalu berbaring.
Dan aku langsung mengerti bahwa kakakku sudah ingin di fuck. Lalu dia mengambil baby oil yang sudah dipersiapkan, lalu melumuri pantatnya dengan baby oil itu, lalu aku menarik kontol Doni kemulut anus kakakku yang sudah licin itu, meskipun agak bingung, Doni menurut saja, dan aku dorong pantatnya dari belakang, agar pinggulnya bergerak maju mundur, dan setelah terbiasa aku melihat gerakan Doni sudah luwes, dan aku sangat ingin sekali memasukkan kontolku ke dalam pantat Doni yang sedang ngegenjot pantat kakakku, gerakan Doni sangat merangsangku, lalu dari belakang aku lumuri daerah sekitar anus Doni sampai akhirnya dia harus menghentikan genjotannya karena aku agak kesulitan memasukkan kontolku ke pantat Doni, maklumlah, masih perawan.
Dengan agak meringis Doni merasakan kontolku masuk ke dalam anusnya, lalu kakakku menyuruh Doni untuk ngegenjot lagi, “biar gak sakit Don”, itu katanya, dan benar saja, begitu Doni menggenjot lagi pantatnya, lama-lama Doni menikmati tusukan kontolku di pantatnya, karena anusnya masih rapat sakali dan menimbulkan rasa enak luar biasa, tak lama aku mengeluarkan maniku di dalam pantat Doni, beberapa menit kemudian Doni mengeluarkan pejuh juga di dalam pantat kakakku, dan disusul berbarengan kakakku sambil mengocok kontolnya juga muncrat, pancaran maninya menyebar ke dada kakakku dan sekitar perutnya. Oooh enak banget.
Aku dan Doni langsung memeluk kakakku, kami bertiga saling berciuman. Setelah tenaga kami agak pulih lalu kami mandi bareng di kamarmandi, dan setelah itu kita makan di luar, kebetulan waktu itu malam minggu. Dan hari itu pulalah aku baru mengetahui bahwa si Doni itu mempunyai saudara kembar bernama Dino. Dan dia pun menceritakan, kalau untuk masalah pengalaman seks, paling Doni dan Dino itu hanya coli/ngocok bareng, itu dilakukan di sungai di desa mereka, itu pun sudah lama.
Dan Doni sangat rindu sekali pada saudara kembarnya itu, dulu karena ibuku hanya memerlukan satu orang untuk membantu di rumah kami, akhirnya hanya Doni sajalah yang tinggal di rumahku. Setelah mendengar semua penuturan Doni. Kakakku menawarkan pada Doni, bagaimana kalau dia mengajak saudara kembarnya itu untuk tinggal di rumah kami juga, soalnya kakakku rencananya mau mencari orang untuk menjadi sopir. Lalu Doni menerima tawaran itu dan rencana besok dia akan pulang dulu ke kampungnya untuk mengajak saudara kembarnya itu untuk tinggal di rumah kami ini.
Esok harinya entah ada angin apa, kakakku berniat mengantar Doni untuk menjemput saudaranya itu. Dan singkatnya, kami bertiga sampai ke rumah Doni di kampungnya, dan benar saja, sosok tubuh yang bernama Dino itu benar-benar mirip dengan Doni. Lalu setelah kakakku ngobrol baik-baik dengan Dino juga dengan keluarganya dan mengutarakan maksud kedatangan kami, pada saat kakakku menanyakan, “Gimana Din mau nggak ngebantu saya, kalaupun belum bisa, nanti khan bisa kursus nyetir dulu”, yang ditanya malah melirik ke arah bapaknya, dan bapaknya hanya berkata “terserah!!”, lalu kakakku memastikan dan bertanya kembali, dan kata yang terucap oleh Dino adalah, “Ya, saya mau!”.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

TAMAT

MONA4D

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account