cerita sex gay; Diperkosa di villa

cerita sex gay; Diperkosa di villa

cerita sex gay; Diperkosa di villa

cerita sex gay; Diperkosa di villa

Villa milik Mas Teguh letaknya strategis di atas bukit. Sehingga dari
jendela
villa itu dapat dilihat pemandangan ke daerah sekitarnya yang indah dengan
jelas.

Penghuni villa itu hanya tiga orang, yaitu Mas Teguh [seorang Kolonel]
pemilik
villa, aku [yang berstatus dimiliki Mas Teguh sebagai budak sex atau sex
slave], dan Rahman yang sudah diminta secara resmi kepada orang tuanya untuk
diurus oleh Mas Teguh!Meskipun aku sudah jadi budak Mas Teguh tapi aku masih
diizinkan bekerja sebagai Satpam di sebuah Production House.

Pada waktu cerita cabul sadis bejat sialan ta’i ini ditulis, Rahman
kuliah di
UT [Universitas Terbuka]. Dengan demikian Rahman bisa bekerja di villa
sambil
melanjutkan kuliahnya.Biaya kuliah, buku-buku, dan keperluan pendidikan dia
lainnya ditanggung sepenuhnya oleh Mas Teguh.

Pada kenyataannya, selain Rahman diurus oleh Mas Teguh,diberi
makan,minum,pakaian,tempat tinggal, uang saku, dan biaya sekolah, Rahman
juga
sering dihajar dan disiksa dengan kejam oleh Mas Teguh!

Kami selalu disiksa dalam keadaan bertelanjang bulat! Bahkan kalau Mas Teguh
sedang berada di villa,kami dipaksa bertelanjang bulat dan tidak
diizinkan oleh
Mas Teguh berpenutup selembar benang pun juga! Alasan Mas Teguh :

“Penghuni villa ini laki-laki semua. Buat apa badan dan kontol kalian
harus ditutup-tutupi segala!”

Baik Rahman maupun aku sendiri tiap kali selesai disiksa, kami juga
diperkosa
Mas Teguh, dipaksa mengisap kontol beliau yang besar[blow job] atau lobang
pantat kami [bo’ol] juga disodomi dengan kontol beliau!

Anehnya Rahman tidak pernah jera atau mau kabur dari “pelukan” Mas
Teguh! Mungkin saja Rahman memang menikmati siksaan dan perkosaan yang
dilakukan Mas Teguh dengan kejam di luar batas peri-kemanusiaan itu atau
bisa
jadi Rahman belum punya pilihan lain yang lebih baik! Apa lagi di zaman
susah
seperti sekarang ini! Ta’i!

Kalau aku, memang sudah menyerahkan jiwa ragaku pada Kolonel Teguh. Beliau
berhak mau melakukan apapun juga kepadaku, bahkan kalau beliau mau memotong
kontol dan biji pelerku pun beliau bisa dan beliau berhak. Termasuk
beliau juga
berhak dan boleh saja membunuh aku kapanpun dan dimana pun!Pada dasarnya
seorang budak memang tidak ada harganya dan tidak ada gunaya untuk dibiarkan
tetap hidup kecuali hanya untuk jadi sasaran pelampisan nafsu syahwat saja!

Mas Teguh hanya sekali-sekali datang menginap di villa,rata-rata 2 – 3 kali
seminggu.Kalau beliau datang ke villa tentu tujuan utamanya adalah mau
melampiaskan nafsu sex sejenisnya dan memuaskan dorongan nafsu sadisnya pada
aku dan Rahman!

Mas Teguh mempunyai isteri dan anak demi karir militernya.Tapi untuk
memenuhi
“hasrat aslinya” beliau memelihara aku dan Rahman sebagai orang
piaraan yang dipakai sebagai sasaran pelampiasan nafsu sex sejenis dan
dorongan
nafsu sadisnya! Ta’i!

Anak dan isteri beliau tinggal bersama beliau di rumah pribadi yang
terletak di
suatu kota yang jaraknya sekitar dua jam naik mobil dari villa!Mungkin juga
keberadaan villa itu dirahasiakan oleh Mas Teguh kepada keluarga beliau.

Bagaimana Mas Teguh bisa memiliki villa itu,aku tidak tahu dan tidak berani
bertanya. Tapi villa itu dirancang sedemikian rupa dan jika diamati maka
villa
itu mirip sebuah benteng [fortress].

Jika sudah memasuki halaman villa maka praktis hanya ada dua pintu masuk
[entrance] ke dalam bangunan villa itu, yaitu pintu depan dan pintu garasi.
Semua jendela villa itu berterali besi yang bentuknya dirancang indah,
berbentuk bunga atau binatang.

Di bagian dalam villa ada halaman yang luas dan terbuka tetapi
dikelilingi oleh
tembok tinggi yang bagian atasnya dilengkapi dengan kawat duri yang
bergulung-gulung. Jika ada orang yang mau mencoba menerobos kawat duri itu
pasti dijamin kulitnya akan luka, sobek dan berdarah! Agaknya memang
villa itu
sudah dirancang agar orang yang berada di dalam villa itu pun sukar
kalau mau
kabur begitu saja dari villa!

Di halaman belakang villa itu ada kolam renang, sedikit lapangan rumput
dan ada
teras yang biasa digunakan untuk duduk-duduk dan makan.Mobil dari dalam
garasi
dapat masuk ke halaman itu untuk dicuci atau diperbaiki jika perlu.

Rahman bertugas memelihara dan juga membersihkan villa dengan baik, termasuk
memelihara kolam renang. Jika dalam memelihara atau membersihkan villa
kedapatan ada kesalahan meskipun sedikit saja,pasti Rahman akan dihajar Mas
Teguh sebagai hukuman!

Setiap kali baru tiba di villa maka yang pertama dilakukan beliau adalah
inspeksi seluruh villa. Beliau berdua Rahman berkeliling villa.Mas Teguh
sudah
mengenggam cemeti dan Rahman bertelanjang dada.Jika ada kesalahan Rahman,Mas
Teguh tinggal menghajar tubuh Rahman dengan pecutnya!

Kalau kesalahan Rahman dianggap Mas Teguh cukup banyak,maka setelah
inspeksi,Rahman masih akan disiksa lagi. Mula-mula Rahman disuruh telanjang
bulat kemudian dipaksa push up, sit up dan pull up sampai ratusan kali
hitungannya. Kalau Rahman tidak mampu mencapai hitungan yang ditetapkan Mas
Teguh,maka Rahman harus memenebus kekurangan itu dengan merasakan lecutan
cemeti.

Jika Mas Teguh mengharuskan push up,sit up, pull up 500X,tapi Rahman hanya
mampu 350x, maka sisa-nya akan ditebus dengan lecutan cemeti Mas Teguh yang
selalu diayunkan dengan sepenuh tenaga dan kekuatan otot-otot beliau
yang kekar
dan selalu diperkuat dengan latihan beban intens serta gerakan karate itu!

Pernah juga sebagai hukuman, Rahman dipaksa Mas Teguh lari di jogging track
villa! Rahman harus berkeliling ratusan putaran sampai Rahman jatuh pingsan
kelelahan!

Waktu Rahman jatuh pingsan kelelahan,Mas Teguh masih saja tega
mencambukinya sampai
tubuhnya penuh lebam dan lecet berlumuran darah seggaarrr bercampur
keringat.
Sehingga tubuhnya yang hanya dibalut jock strap minim buatan Calvin
Klein itu
tampak berkilat dengan garis-garis merah akibat lecet berdarah!

Kalau Mas Teguh masih belum puas juga dan Rahman masih sadar,tidak
pingsan maka
tubuh Rahman akan digantung dan dipentang telanjang bulat di tiang
rekstok yang
juga berfungsi juga sebagai tiang penyiksaan.

Dalam keadaan terpentang dan telanjang begitu Rahman akan diberi
bermacam-macam
siksaan oleh Mas Teguh,seperti:puting susunya disundut dengan api
rokok,solder
listrik panas, lilin panas atau kontol biji peler,ketiak dan lobang
pantatnya
di berikan sengatan listrik[disetrum].Hampir selalu Rahman akan semaput
jatuh
pingsan kalau disiksa dengan kejam-sadis seperti itu oleh Mas Teguh!

Jika Mas Teguh menghajar aku atau Rahman dengan cemeti, maka setiap lecutan
beliau pasti akan meninggalkan lecet berdarah dan setiap kali kami baru
disiksa
Mas Teguh maka semua luka-luka di tubuh kami harus “diobati” dengan
cara mengolesi luka-luka dengan alkohol atau yodium tinctur.

Tentu saja luka diolesi alkohol atau yodium tinctur pedihnya luarr
biasa!Bahkan
lebih pedih dari rasa nyeri waktu kulit itu dibikin lecet oleh lecutan
cambuk.
Tapi “pengobatan” itu harus dilakukan! Kata Mas Teguh :

“Setiap luka harus segera diobati, supaya tidak kena infeksi!”

Menurut perkiraanku, Mas Teguh mengharuskan luka lecet akibat lecutan cemeti
agar diobati atau diolesi alkohol atau yoium tinctur sekedar untuk memuaskan
nafsu sadis beliau saja!

Beliau pasti menikmati pemandangan “indah” waktu melihat kami
kelojotan, menggelinjang kesakitan, atau tampak kaget saat luka lecet kami
tersentuh alkohol atau yodium tinctur. Tentu saja yodium tinctur terasa
lebih
perih jika dioleskan ke luka dibandingkan dengan alkohol!Beliau juga
tahu itu!

Beliau pula yang akan menentukan kapan luka kami harus diolesi dengan
alkohol
dan kapan dengan yodium tinctur.Kalau nafsu sadis beliau sedang memuncak
maka
beliau akan mengatakan :

“Dioles dengan yodium saja”

Jika begitu keputusannya maka aku merasa seperti disambar petir karena luka
lecet dioles yodium tinctur PERIIIIHNYA LUAR BIASA!

Jika berada di villa dan Mas Teguh sedang tidak ada di villa, aku dan Rahman
harus bertelanjang dada dan mengenakan celana boxer. Di bawah boxer Rahman
harus mengenakan kancut yang minim buatan Calvin Klein.Semua “aturan”
ini dibuat Mas Teguh dan aku mau pun Rahman diharuskan mengikutinya!

Semua pakaian dan kancut yang kami pakai berdua [termasuk pakaian seragam
Satpam yang aku pakai] dibelikan Mas Teguh. Bahkan kancut dan jockstrap
[supporter]yang kami pakai berlabel Calvin Klein buatan luar negeri dan
harganya mencapai US 50,-sepotong [Kalau dibeli di luar sale atau obral
akhir
musim.Kalau sedang sale bisa lebih murah].

Entah dari mana Mas Teguh mendapatkan pakaian, kancut dan juga alat-alat
siksa[sex toys] buatan luar negeri yang semua disimpan di gudang tempat kami
disiksa [torture chamber]. Alat-alat siksa itu selalu dipakai beliau
untuk menghajar
aku dan Rahman.

KEGIATAN DI HALAMAN BELAKANG VILLA

Sebagian besar kegiatan penghuni villa dilakukan di halaman belakang itu
yang
cukup mendapatkan aliran udara segar. Ada juga bagian halaman yang dipakai
untuk tempat latihan beban dan tempat meletakkan mesin-mesin olah
raga.Tempat
itu tak berdinding, tetapi mempunyai atap.Sehingga mesin-mesin olahraga dan
barbel tidak kehujanan atau kepanasan!

Di halaman belakang juga ada semacam jogging track yang kadang-kadang
dikelilingi Mas Teguh dan aku sambil jogging beberapa kali agar jumlah
jarak-nya bisa mencapai 5 km.

Mas Teguh amat menyukai halaman belakang yang penuh privacy itu.Bahkan meja
makanpun ditempat-kan di teras belakang.Pada malam hari Mas Teguh
memilih untuk
tidur di bagian belakang villa itu. Sehingga praktis kamar tamu, kamar
makan,
living room dan ketiga kamar tidur di villa itu tidak pernah dipakai.Yang
terpakai dari bangunan villa itu hanya kamar mandi, WC serta dapur dan tentu
halaman belakang villa itu saja!

Pada malam hari,bagian belakang villa itu diberi penerangan yang cukup
dan jika
dianggap perlu dapat diatur penerangan yang temaram sehingga suasananya
terasa
amat romantis!

Jika Mas Teguh dan aku sedang berada di villa maka halaman belakang
villa itu
juga merupakan tempat melakukan kegiatan sex sejenis dan sado-masochist.
Tiang
yang biasa digunakan untuk rek-stok atau pull up, bisa berganti fungsi
menjadi
tiang penyiksa atau tiang pencambukan [whipping post]. Aku dan Rahman sering
digantung Mas Teguh atau dipentang di tiang penyiksaaan itu untuk dihajar
dengan cemeti atau diberikan berbagai siksaan untuk memuaskan nafsu
sadis Mas
Teguh.

Jika beliau sudah puas menyiksa dan sudah amat terangsang setelah melakukan
foreplay sadis menggunakan tubuhku dan tubuh Rahman, barulah kami dientot,
dicabuli atau diperkosa beliau!

Di salah satu sudut halaman belakang ada dua gudang, satu di antaranya
merupakan kamar siksa [torture chamber]!Kalau Mas Teguh ingin menyiksa
aku atau
menghajar Rahman [in private] dengan cara-cara yang sangat kejam dan di luar
batas-batas peri-kemanusiaan maka akan dilakukannya di dalam kamar
siksa!Kamar
siksa itu juga tempat Mas Teguh menyekap aku dan Rahman, kalau beliau sedang
berselera ingin menyekap kami!Kamar siksa itu sudah dirancang sedemikian
agar kedap
suara [sound proof]. Sehingga kalau aku atau Rahman berteriak-teriak
kesakitan
waktu sedang dihajar oleh Mas Teguh, suara kami tidak akan terdengar
dari luar!

 

Ada beberapa hobby Mas Teguh yaitu : olah-raga, menyiksa dan memperkosa
lelaki,
serta telanjang bulat! Jika sedang berada di villa sudah pasti beliau akan
menikmati hobby beliau yang terasa bernuansa amat militeristik itu! Beliau
pernah berkata :

“Kalau sehari aja aku nggak nyiksa orang rasa-nya hidupku ada yang
kurang!”

KALAU ADA MAS TEGUH HARUS BERTELANJANG BULAT

Jika Mas Teguh berada di villa selalu beliau telanjang bulat. Seperti
aku sudah
ceritakan Aku dan Rahman pun juga dipaksa harus telanjang.Kami hanya
diizinkan
memakai pakaian kalau akan ke luar villa atau kalau ada tamu.Kami masih
boleh
mengenakan kancut[supporter atau jockstarp] yang amat minim [mamximum
exposure]
buatan Calvin Klein, kalau kami akan latihan beban!

Selama di villa pada malam hari, Mas Teguh tidur di halaman belakang
bertelanjang bulat di bawah langit – tentu saja kami juga harus mengikuti
beliau!

Bahkan jika hujan lebatpun,kami dilarang mencari tempat berteduh.Maka
jadilah
kami bertiga basah kuyup bertelanjang bulat dan kedinginan di bawah hujan.

Untuk mengurangi rasa dingin biasanya Mas Teguh menyuruh kami bertiga
berpelukan di bawah hujan lebat dan bertelanjang bulat!Jika dalam keadaan
berpelukan telanjang begitu Mas Teguh terbit nafsunya, maka kontan saja
lobang
pantat kami disodomi beiau! Ta’i!

hey semuanya, salam kenal, buat kalian-kalian yang suka serial kisah sesama yang masih original seperti Cowok Rasa Apel yang sudah sampai sesi ke 3, silahkan cicipi “Serial Pelepasan” dengan jalinan kisah sesama lelaki dewasa dengan rasa yang berbeda, terimakasih banyak :),,,,,,,,,,,,,,,,,,,

 

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account