Cerita Dewasa Tes Kenormalan Dari Tanteku
Namaku bobi usiaku baru menginjak 18 tahun, sebentar lagi aku akan duduk dibangku kuliah, kali ini akan gue ceritakan pengalaman ku yang tak pernah terlupakan sebagai kidz jamana now. Gwa sudah ga perjaka lagi, karena keperjakaan gw telah di ambil oleh tante gwa sendiri. Wajah ku sih bisa di bilang pas pas an, namun kelebihan yang gw miliki mungkin sedikit luar binasa dibandingkan dengan kebanyakan orang yaitu mempunyai kontol yang lumayan besar lebih kurang 17.9 cm dengan diameter 5 cm. Padahal waktu tidur adek kecil ku itu Cuma 6 cm pajangnya.
Baiklah Cerita mesum ini berawal dari adanya pesta hajatan (sunatan) dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku itu sudah menikah. Semua keluarga dari ibu gwa bermalam dirumah nenek mulai bbrp hari sebelum pesta dilangsungkan. Rumah nenekku tidak terlalu besar sedangkan keluarga dari ibuku semua berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, semua datang sekeluarga hanya tanteku yang bernama Tante Monic datang sendiri karena suaminya sedang tugas keluar kota tante monic itu sampai sekarang belum mempunyai anak.
Tante Monic usianya sekitar 25 tahun (seorang mama muda) wajahnya cantik dan tubuhnya padat terawat maklum orang kaya. Karena dirumah nenek gwa kamar nya sudah penuh, maka tante Monic terpaksa menginap di losmen dekat rumah nenekku, aku mengantarnya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku.
Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Monic, aku pergi mengantarkan makanan seorang diri dan kebetulan tante Monic baru saja bangun dari tidurnya.
“Masuk Bob..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya
“ok tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
“Tante terlambat bangun nih… habis semaleman tante ngak bisa tidur… kayaknya losmen ini serem deh bob, jadi tante agak takut jadinya..”, kata nya sambil memecah suasana hening di pagi itu.
“Eh… tunggu dulu ya bob… tante mau mandi dulu trus mau ke market sebentar, tante males mau naik becak”, sambungnya.
“baik tante..”, jawabku. Tante Monic masuk ke kamar mandi sedangkan aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar.
Suara gemercik air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika kulihat lubang kunci kamar mandinya. Aku berjalan pelan- pelan menuju kamar mandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku sedang asik menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang bersih tanpa sehelai bulu pun, mungkin tante Monic rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung merengang melihat pemandangan seperti itu.
Agak lama aku mengintip tante monic, mengintip tante monic mandi benar benar membuat nafasku berat ngak tahu kenapa sampai akhirnya tante Monic selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura main LINE. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa. “Hayo lagi chat sama pacarnya ya ?” Tiba- tiba terdengar suara tante Monic didepan ku
“eh enggakk koq tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut
“bob… kamu keluar dulu ya… tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu nenek aja”, kata tanteku.
Gw pun keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek. Malam harinya sekitar jam 10 malam tante monic minta diantarkan ke losmen lagi, dan tante monic cerita sama ibuku bahwa tante monic agak ketakutan tidur sendiri di losmen. Dia meminta aku untuk menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante Monic. Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah. Tante Monic tiduran sambil menerima telpon dari mas Agam suaminya, dari omongannya tante monic cerita lagi ditemani aku karena takut keadaan losmen yang menurutnya serem.
Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis karena dingin nya hawa AC membuat ku mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan mulai pipis… serr… lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna cream yang ada digantungan di kamar mandi.
Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan dengan seketika… darahku mendadak mengalir deras dari dalam pembuluh darahku aku mendadak horny saat itu, Kontolku mulai menegang. filmbokepjepang.com Dalam pikiranku muncul sebuah pertanyaan, apakah berarti tante Lia saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Lia yang saat itu terlentang
dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan jelas karena lampu kamar yang redup. Malam itu aku ngak bisa tidur, terbayang tubuh tante monic yang lagi mandi juga terbayang juga Cdnya yang membuat aku terus berpikir dan bertanya dalam hati karena penasaran dengan kontolku yang tegak ngak tidur- tidur… sialan… gerutu ku dalam hati. Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku mendengar suara:
“bobi, bobi.”
Aku pura-pura ngak mendengar.
“bobi”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
“Iya tante monic ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas.
tante pinjam selimutnya, donk bob. tante kedinginan..”, jawab nya.
Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja bob disamping tante…”
“Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal berbau mesum.
“Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidoengnya aku nurut aja sambil mendekatkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus sedikit merapat.
Tante monic miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus menandakan dia sudah terlelap, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku yang masih menegang menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, aku pun kembali dengan sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante monic terbangun aku menyingkapkan daster bagian belakang tante Lia keatas, oww… terlihat jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku liat ada sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya.
Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku. Perlahan aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu milik tante monic, “ohh…”, aku merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante monic, kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan vagina tante monic, namun aku tidak sanggup menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam penisku dan ceroot… ceroot… ceroooot… keluarlah cairan putih lengket dari kontol ku dan menyembur berkali kali keluar nya carian bening putih dan lengket itu benar benar membuat batang kontol ku berdenyut denyut… kupejamkan mataku untuk menikmatinya,
Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante monic, karena takut tante monic terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan. “bobi…bangun udah jam 8 pagi”, sayup kudengar ada orang membangunkanku dengan suara yang lembut, aku segera membuka mata dan melihat tante monic yang sudah selesai mandi. Tante monic memakai handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante lia menghampiriku dan duduk disebelahku:
“bobi tadi malam kamu mimpi ya..?”
“Eng…”, belum sempat aku menjawab tante monic meneruskan bicaranya.
“Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Lia.
“Maaf tante… bobi ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, aku kataku dalam hati.
“Nah lihat … burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante lia sambil matanya melihat kebawah perutuku.
Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam
sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante monic.
“Maaf tante…”, kataku dengan malu- malu sambil menarik burungku yang sudah berdiri tegak ke dalam celanaku karena semalam aku lupa memasukkan kembali kontol ku kedalam sangkar nya, tiba- tiba.
tante monic berkata “Jangan dimasukkan dulu bob…! bobi kan sudah dewasa sekarang… namun bobi belum diketahui bobi itu sempurna apa tidak…”, kata tante Monic.
“Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.
“Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu kalau bobi itu sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!”, perintah tante monic, Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.
Kulihat Tante monic sedikit menelan ludah melirik kepenisku, dan tante lia berkata “bobi diam saja ya nanti, bobi pejamkan mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq…”
“Baik tante.” Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante lia naik keatas tubuhku tanpa melepas handoek yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sehingga aku merasa sedikit geli dan terkejut .
“Emm..”, aku berguman sambil terpejam.
“Kenapa bob…sakit..??”, agak berbisik suara tante monic dengan nafas sedikit bernafsu.
“Enggak tante…ngak apa-apa.”
Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante monic sehingga dinding vaginanya menekan penisku dari kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya tidak bersuara, aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante monic, ternyata tante monic memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Lia dan penisku makin licin.
Tiba tiba saja kurasakan tante monic berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:
“bobii sayang… sekarang tes terakhir ya…”
“iya tante… bobi siap siap”. Aku merasakan jari tante Lia memegang penisku bagian tengahnya, sesaat kemudian aku merasakan kepala penisku menyeruduk suatu lubang yang agak lebar sehingga gampang masuknya, aku merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.
Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kubuka mataku sedikit ternyata lobang itu adalah vagina tante monic dan saat itu tante monic sedang berusaha untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya vagina nya namun agak kesulitan.
Kurasakan tekanan tante monic makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu tapi rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku keluar suara.
“aakh…”
Spontan mendengar desahan ku Tante monic menghentikan gerakannya .
“Gimana bobi… Sakit..??”
“Enggak tante ngak apa apa…”
Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas antara kepala penisku dan
batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante lia.
“Uhmmmmm ahhhh …”, tiba-tiba tante monic bersuara.
Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante monic, akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan aku mendesah akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 5 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Lia.
Penisku masih tertanam didalam vagina tante Lia beberapa saat kuliahat tante lia masih memejamkan matanya…
“Udah tante tesnya…??”, tanyaku.
“Emm udah… bobi, ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante lia berjalan ke kamar mandi. Aku melihat kearah penisku, disana ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku berpikir dalam hati. Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak adak menolaknya.,,,,,,,,,,,,,,,,,