Cerita Dewasa Duduk Dipangkuan Anakku
Saat itu bulan Agustus. Kita menghabiskan pagi itu dengan memasukan barang ke mobil. Anak kita, Raka akan pergi ke asrama. Saat itu masih pagi, tapi panasnya minta ampun. Aku bersama Raka dan suamiku mulai berkeringat. Bagasi sudah penuh dan bangku belakang juga sudah tidak muat lagi. Raka masuk ke rumah untuk mengambil barangnya yang terakhir.
Aku dengar dia keluar dari dalam rumah. Saat menoleh aku melihat Raka membawa tv 42 inci layar datar.
“Kamu mau taruh dimana tv itu?” tanya ayahnya
“Belum tahu. Mungkin kita bisa pinggirin sedikit barang di bangku belakang.”
Aku melihat ke bangku belakang mobil. “Kayaknya gak bisa, Nak.” Raka berkata “Kita bisa taruh di bangku depan.”
“Baiklah,” kataku. “Lalu mama duduk dimana dong?”
Aku bisa melihat wajahnya yang sedang berpikir. “Aku punya ide,” Dia buka pintu depan, lalu memasukan tv ke tengah-tengah. “Masih ada sisa tempat, kan, sini mama duduk disampingku” pada dasarnya ini hanya satu kursi, tapi dipaksa muat dua orang. “Atau begini saja, tv nya ditinggal saja, nanti kalau kita datang berkunjung papa sama mama baru bawa tv nya.”
“Enggak mau,”
“Yang bener dong, cuaca lagi panas nih.”
“Oke. Mama aku pangku aja”
“Raka, jauhnya itu lima jam lho,”sela papanya
“Mama kan enggak berat-berat amat. Gimana mama, mau gak dipangku?”
“Baiklah,” kataku sambil melihat suamiku mengangguk setuju, “Sekarang kita mandi dulu terus langsung pergi.”
Aku mandi dengan cepat. Berhubung aku akan dipangku selama lima jam, aku ingin memakai sesuatu yang nyaman. Celana jeans akan ketat sekali lagi pula cuaca sedang panas. Aku kembali melihat di kloset lalu ku temukan gaun tanpa lengan. Setelah dipakai aku baru sadar bahwa bra ku akan terlihat sekali. Meski aku berumur tiga puluh tujuh, tubuhku masih terlihat kencang. Jadi kuputuskan untuk melepas bra.
Setelah masuk kedalam mobil dan duduk dipangkuan anakku, aku menyalakan radio untuk mendengar musik, dan pandangan aku dan suami ku terhalang oleh tv ini. Aku mulai mengegeser geser sedikit pantatku agar nyaman. Tapi aku mulai merasakan benda keras, aku juga mulai menyadari Raka mulai diam dari tadi. Kemudian aku baru sadar, Raka ngaceng. Aku bisa merasakan kontolnya terus membesar, “bisa sampai berapa besar,” pikirku.
Aku penasaran apa yang Raka pikirkan, apa dia pikir aku tidak bisa merasakan kontolnya yang makin mengeras diantara pantatku? Aku melihat kebawah, gaunku mulai naik sedikit demi sedikit, aku bahkan hampir melihat celana dalamku sendiri. Kita baru dijalan selama satu jam, masih ada empat jam lagi. Aku tahu suamiku tidak bisa melihat kesamping karena terhalang tv besar ini. Aku merasakan Raka mulai sedikit bergerak dan kontolnya sudah mengeras tepat dibelahan pantatku.
Aku melihat kebawah lagi, tangan Raka sekarang sudah di paha ku, jempolnya begitu dekat dengan celana dalam ku. Aku berharap dia akan menyentuh memek ku. filmbokepjepang.com Semakin lama tangannya dipaha semakin ingin memek ku dielus. Aku mulai memegang tangan Raka, seperti ibu pada umumnya, hanya saja aku punya pikiran yang berbeda. Seraya memegang tangan Raka, aku memandu tangannya ke arah memek ku.
Raka sama sekali tidak melawan, dia hanya menurut, aku penasaran seperti apa wajahnya sekarang. Sekarang tangannya sudah menyentuh memek ku, ku lebarkan sedikit selangkanganku, aku bisa merasakan memek ku mulai basah. Tapi tangan Raka sama sekali tidak bergerak, hanya menempel di depan memek ku. Mungkin dia takut, tapi aku punya cara.
Pinggulku kunaikan sedikit, dan dengan jempol,ku turunkan celana dalam hingga kebetis, sekarang selangkangan ku mulai terbuka lebar dan memek yang terekpos. Sekarang aku memandu jari Raka memasuki liang sanggama, dua jari sekaligus, awalnya ku pandu, tapi sekarang tangannya bergerak sendiri masuk keluar memek, hingga dia menusuk dengan keras dua jarinya kedalam memek basah dengan satu tusukan tajam dan cepat, aku hanya bisa medesah.
Raka terus mengorek dan menusuk memek basahku. Aku harus menggigit lidah agar tidak mendesah terlalu keras. Aku memegang tangan Raka dan memandunya masuk agar lebih dalam, dia mengerti, dia kini menusuk lebih dalam. Seluruh tubuh ku gemetaran karena jarinya. Dan tiba-tiba dia berhenti. Aku kecewa, tapi tidak lama. Sekarang tangan anakku mulai naik mengincar putingku, tangannya masuk melalui gaun dari bawah, ditambah AC dingin mobil, kini putingku mulai mengeras.
Anakku mulai berani dan liar, sekarang kedua tangannya sudah mulai memeras toket ku dengan kasar. Aku naikan lagi pinggul dan kuturunkan gaun ku hingga kini aku telanjang, hanya tersisa gaun yang terlipat diperut. Anak ku mengerti. Tangannya turun untuk membuka resleting, aku bantu dengan berjinjit sedikit, tapi kontolnya masih belum keluar dari celana, aku terpaksa berjinjit lebih tinggi lagi agar kontol panjangnya bisa keluar.
“Semuanya baik-baik saja, sayang?” Tanya suamiku dari sebelah. “Mau berhenti sebentar untuk istirahat ?”
Kontol anakku mulai terbebas yang langsung aku duduki. Kini kontolnya berada dibelakang pungguku.
“Enggak apa-apa, sayang” kataku dan pura-pura berkata “Raka gimana?”
Raka memegang pinggul ku dengan kedua tangan, “kalau bisa geser sedikit, paha aku pegel.” Aku mengerti apa yang dimaksud anakku ini.
Aku naikan pantat ku setinggi mungkin, aku rasakan satu tangannya lepas dari pinggul, aku tau dia sedang mengarahkan kontolnya ke memek. Aku turun pelan-pelan hingga merasakan sesuatu yang tumpul tepat didepan memek ku. javcici.com Aku turun lagi. Dengan memek yang basah tidak sulit untuk kontol Raka masuk dengan mudah. Kontolnya yang keras menembus dan menggesek dinding memek, perasaan yang nikmat, aku kembali mendesah.
“Yakin gak mau berhenti sebentar?” kata suamiku
Aku duduki kontol Raka, anakku, sampai masuk semua. “Gak usah, Pa. Terus aja”
Anakku kini mulai mengenjot memekku. Sambil berkata ke suamiku “Pa, kapan kita bisa pergi kunjungi Raka di asrama?”
“Papa bakal sibuk banget nantinya. Gimana kalau mama sendiri aja yang jenguk Raka”
Bicara dengan suamiku dengan kontol anakku terjepit didalam memek membuat ku makin horny. “Mama ngerti, Bagaimana Raka, gak masalah kan mama sering-sering mampir?”
“Sesuka mama aja, Raka mah bebas kok.” kata Raka sambil mengenjot lebih keras.
Aku juga mulai menggoyang pantat maju mundur, dengan kepala tegap agar suamiku tidak curiga.
Aku merasakan sensasi orgasme diujung memek. Aku pegang tangan Raka dan memandunya untuk bermain dengan putingku. Kontol Raka tetap memompa dengan kekuatan penuh, aku mulai berpegangan pada paha Raka agar tidak terjatuh saat orgasme. Beberapa genjotan kemudian orgasme yang menyiksa namun nikmat ini akhirnya terlepas juga.
Tubuhku bagai disetrum oleh kenikmatan ini selama tiga puluh detik, ini orgasme terpanjang yang pernah kualami. Kelelahan aku bersandar pada anakku. Dia belum selesai, dia tetap memompa selama beberapa saat hingga kurasakan cairan hangat di dalam rongga memek. Anakku ngecrot didalam memek ibunya sendiri hingga memek ku terasa penuh sperma.
“Di depan ada restoran cepat saji, kalian lapar?”
“Boleh pah, aku jadi lapar,” kata Raka. Aku menoleh balik ke Raka. Dia tersenyum padaku.
“Mama gimana? Mama juga jadi lapar kan?”
“Mama masih kenyang, tapi mama pesan minum saja.”
Aku menunduk untuk menarik celana dalam, aku bisa merasakan kontol Raka melorot keluar dari dalam memek. Setengah jalan celana dalamku naik, Raka mulai kembali memasukan jarinya ke dalam memek lagi, menusuk-nusuk sebentar, lalu membantuku manaikan celana dalam.
“Masih berapa jauh lagi?” Ak bertanya pada suamiku
“Sekitar dua jam lagi, kalian kecapekan ?”
“Mama sih enggak, Raka nih, Raka tahan gak pangku mama dua jam lagi?”
“Raka sih santai aja, ma”
“Papa pikir kalian pasti bakal mengeluh sekarang.” kata suamiku
“Pa, Raka gak akan komplain meski tiga atau empat jam lagi”
“Mama juga. Makasih yah Raka udah pangku mama.”
“Iyah, mah. Raka senang kok bisa pangku mama.” kata anakku sambil tersenyum.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,