Ngentot Salah Satu Karyawan di Kantor Baru

Ngentot Salah Satu Karyawan di Kantor Baru

Ngentot Salah Satu Karyawan di Kantor Baru

Comments Off on Ngentot Salah Satu Karyawan di Kantor Baru

Kisah ini terjadi saat dimana aku mulai bekerja di sebuah kantor di bagian konsultasi, sering sekali aku disuruh untuk bertemu dengan klien, tapi suatu ketika atasan aku menyuruhku untuk menangani sebuah proyek soalnya dia mau ke luar kota, beberapa klien dari bosku aku ambil tanggung jawabnya.

Perkenalan pertama dengan klien berlangsung dengan biasa-biasa saja karena aku belum bertugas penuh, cuma memperhatikan dan membantu sahabat aku, disamping itu juga saat bulan-bulan pertama aku masih jarang disuruh bepergian ke tempat klien. Sampai akhirnya kawan aku itu keluar dari perusahaan dan aku diberikan tugas dan tanggung jawab penuh atas klien-klien yang menjadi tanggung jawab sahabat aku itu.

Setelah beberapa lama bertugas akhirnya aku baru memperhatikan bahwa ada salah satu karyawati yang bekerja di salah satu klien aku itu yang wajahnya lumayan cantik, dan aku lebih sering menetap di klien yang satu ini karena bos klien aku ini selalu meminta macam-macam hal yang merepotkan sehingga aku perlu untuk selalu standby disana.

Aku melakukannya dengan senang hati karena suasana kerja disana lebih menyenangkan daripada di kantorku, karyawan-karyawan disana lebih humoris dan lebih ramah-ramah. Akhirnya jadilah aku menetap di klien aku itu, maksudnya menetap ialah aku menumpang peralatan kantor klien untuk bekerja sambil juga aku mengerjakan tugas-tugas dari klien aku yang lain.

Dikantor itu ada seorang karyawati yang lumayan cantik, wajahnya cukup manis dan bodynya… wow! Bagus banget! Tak terlalu tinggi tetapi cukup seksi. Rambutnya panjang sebahu. Meskipun kulit perempuan itu coklat muda namun aku suka tipe mukanya.

Namanya Cindy, umurnya saat itu adalah 27 tahun. Orangnya juga tipe perempuan yang suka bergaul, maksudnya adalah suka ngobrol tentang apa aja dan pasti nyambung, dan anehnya kalau aku ngobrol dengan ia terasa menyenangkan sekali. Kalau boleh dibilang, kantor itu akan sepi kalau tak ada Cindy dan aku pun juga senang berada disitu karena ada ia.

Sebenarnya sejak pertama kali dekat dengan ia, aku sudah merasa suka padanya dan ingin menjadikannya pacar, tetapi aku urungkan niat itu karena aku menyadari bahwa sifatnya dan sifat aku tak cocok dan banyak lagi perbedaan yang prinsip, apalagi berpikir untuk bercinta dengannya. Akhirnya aku buang jauh-jauh pikiran itu. Meskipun kami akrab tetapi aku merasa ada yang tak cocok di antara kami jika kami berpacaran.

Suatu hari aku diundang oleh Cindy untuk datang ke rumahnya bersama 3 orang sahabat sekantor untuk menemani ia karena ia sedang sendirian di rumah. Pada hari yang ditentukan aku pun datang ke rumahnya dengan mengendarai sepeda motor.

Rumahnya lumayan jauh, tetapi karena diundang maka aku relakan untuk datang karena aku pikir temen-temen kantor yang lain juga akan datang. aku tiba di rumahnya sekitar pukul 2 siang. Ternyata ketika aku sampai ke rumahnya, Cindy mengatakan bahwa ketiga sahabat yang lain tak datang dengan berbagai macam sebab yang mendesak.

Rumah Cindy memang cukup besar dan mempunyai halaman yang luas. Di dalam ruang tamunya terdapat kolam kecil tempat memelihara ikan. Halaman rumahnya ada taman dengan sebuah pohon ditengah-tengah dan ada batu-batu tempat berpijak.

Taman itu tampak cukup terawat. Disamping rumahnya juga terdapat garasi. Rumah Cindy dikelilingi oleh pagar dan tembok yang cukup tinggi. Itu merupakan sekilas gambaran rumah Cindy dari luar.

Saat aku di ajak masuk ke dalam, aku tak henti-hentinya mengagumi rumahnya karena terlihat indah sekali, apalagi dengan adanya kolam ikan memberikan suasana alam di rumah lebih sejuk. aku iajak berkeliling rumahnya sambil berbincang-bincang dengan santai.

Ternyata orang tua Cindy sedang pergi ke luar kota karena tugas dan adik-adiknya sedang menginap di rumah temannya, sedangkan pembantu sedang pulang kampung. Jadi ia sendirian di rumah.

Kami mengobrol tentang apa saja dari A sampai Z sambil kadang-kadang tertawa sampai akhirnya kami pun berbicara tentang pengalaman sex kami masing-masing.

Ternyata dari pembicaraan tersebut dapat kami ketahui masing-masing bahwa kami berdua ternyata memang orang-orang yang mempunyai nafsu sex yang amat besar dan bersikap bebas dalam hal itu. Dari pembicaraan-pembicaraan tersebut kemudian kami sepakat untuk melakukan hubungan sex saat itu juga dengan perjanjian bahwa itu cuma merupakan hubungan sex semata.

Lalu di sofa tempat kami mengobrol itu aku mulai mendekati Cindy. aku menciumi pipinya dengan lembut dan juga menciumi telinganya sambil mengeluarkan lidah untuk menjilati telinga Cindy. Saat itu Cindy pasti mulai merasakan panas yang pelan-pelan hinggap di badannya apalagi tangan aku mulai mengelus-elus tangannya dengan lembut dan terus bergerilya hingga ke toketnya.

Aku seperti sudah kehilangan kendali saat itu, aku menjamah toket Cindy dengan berbagai macam cara, aku meremas-remasnya dengan liar dari luar bajunya itu. Dengan satu gerakan aku sudah mengelus-elus perutnya dan membuka kaos dan BHnya, kemudian sayapun membuka kaos yang masih aku pakai.

Dengan keadaan yang setengah bugil itu, aku menciumi leher Cindy, aku jilat, aku berikan ciuman yang mungkin akan meninggalkan bekas merah di lehernya.

Mungkin rangsangan yang aku berikan sudah benar-benar dinikmati oleh Cindy sehingga saat itu badannya bergerak-gerak di bawah tindihan tubuh aku dan tangannya memeluk erat-erat tubuh aku sambil sesekali tangannya meremas-remas pantat saya.

Aku merasakan toket Cindy menekan di dada saya, begitu empuk dan menggairahkan. Tubuh kami sudah seperti menyatu saat itu, kami berpelukan dengan eratnya dan bibir kami saling bersentuhan untuk mencoba menikmati sensasi yang dapat diberikan oleh bibir masing-masing. Lidah kami pun berpagutan, berusaha untuk masuk ke dalam mulut kami masing-masing.

Tak puas cuma bermain lidah, aku pun mulai beranjak turun. aku menjilati lehernya, mencium bagian atas dada Cindy dan kemudian menciumi toketnya.

Ketika lidah aku bermain di putingnya, Cindy makin mengeluarkan desahan yang amat membangkitkan gairah saya. aku pun semakin asik tenggelam dalam kenikmatan menciumi puting susunya. aku mempermainkan putingnya dengan jari saya, aku isap puting itu, aku jilat dengan lidah saya.

Secara bergantian aku menikmati toket Cindy, terkadang aku menggigit kecil putingnya dan sekitar toketnya itu. Cindy cuma bisa mendesah, berteriak tertahan, menggeliat-geliat di bawah tubuh saya.

Aku merasakan tangannya menekan kepala aku dengan kencang sehingga kepala aku terbenam ke belahan toketnya, dan aku juga merasakan perut Cindy bergerak-gerak tegang.

Tak cukup sampai disitu, saya pun memainkan tangan aku di belahan pahanya, aku mengelus-elus selangkangannya dengan lembut. Dan dengan perlahan namun pasti aku pun membuka celananya dan celana dalamnya sambil terus meraba memeknya.

Aku merasakan bahwa memeknya sudah mulai basah ketika jari tengah aku masuk menyentuh klitorisnya, dan ia lebih terangsang lagi ketika aku menggerakkan jari aku pada klitorisnya. Ini terbukti dari teriakannya yang merangsang dan gerakan tubuhnya yang makin tak terkendali lagi.

Saya sendiri mulai merambat turun ke selangkangannya dan memainkan lidah aku di belahan memeknya. aku makin semangat dalam melakukan aktifitas itu karena menyadari bahwa Cindy menyukainya dan terus mendesah dan menekan-nekan kepala aku yang sedang berada di selangkangannya. Sambil melakukan kegiatan tersebut aku juga membuka celana aku yang sudah terasa tak nyaman sebab kontol aku ini ingin tegak berdiri bebas tanpa ada yang menghalangi.

Setelah itu aku pun melanjutkan kegiatan aku menciumi dan menjilati memek Cindy dengan lebih bernafsu. Sampai akhirnya tubuh Cindy menggelinjang dengan hebat dan pinggulnya terangkat tinggi serta tangannya menekan kepala aku dengan lebih keras sambil ia berteriak sejadi-jadinya. Rupanya ia sudah mencapai klimaksnya yang pertama.

Cukup lama ia merasakan sensasi yang luar biasa itu dan aku menunggunya sampai ia kembali tenang dan aku pergi ke dapur untuk mencari minuman.

Tak berapa lama kemudian aku merasa ada yang memeluk aku dari belakang, ternyata Cindy. ia sepertinya sudah normal kembali dan ingin melanjutkan permainan tersebut. Sambil tersenyum ia pelan-pelan berjongkok di hadapan aku dan ia mulai meraba-raba kontol aku.

Ohh.. perasaan itu benar-benar nikmat sekali, alat kejantanan aku makin kokoh saja setelah diraba seperti itu, apalagi kemudian ia mulai memasukkan ke dalam mulutnya. Wah.. begitu hangatnya.. nikmat sekali. Ini baru di mulutnya saja, apalagi di memeknya nanti, begitulah pikiran aku saat itu.

Dapur Cindy terletak di bagian belakang rumah. Seperti kebanyakan dapur, berisi rak-rak tempat piring, lemari, dan wasbak yang terbuat dari tegel yang memanjang di tembok sisi kiri dapur, tegel tersebut ditempatkan disitu sebagai meja untuk menaruh barang-barang keperluan dapur. aku bersandar di tegel itu dengan bertopang dengan kedua tangan aku dibelakang ketika Cindy mengulum kontol saya.

Aku cuma bisa mengusap rambut Cindy sambil merem menikmati sensasi yang diberikan oleh mulutnya. Mulutnya bermain-main dengan lincah di sekitar kontol saya, dari biji pangkal sampai keujungnya tak lepas dari jilatan lidahnya itu, hal ini membuat aku merasakan nikmat yang luar biasa.

Setelah ia puas memainkan kontol saya, maka Cindy pun kembali berdiri dan menciumi leher dan telinga aku sambil tangannya tetap memegangi kontol saya. aku menyambut ciuman tersebut dengan mendekapnya erat-erat dan menggesek-gesekkan dada aku dengan dadanya.

Tak lama kemudian aku merasakan bahwa kontol aku di arahkan ke selangkangannya dan kepala kontol aku di usap-usapkan di bibir memeknya. Kemudian pelan-pelan ia mengarahkan kontol aku untuk masuk kedalam memeknya.

Cindy mencoba memasukkan kontol aku ke dalam memeknya pelan-pelan dan ketika aku melihat wajahnya yang begitu pasrah membuat aku semakin bernafsu. Sehingga ketika kontol aku baru masuk pada bagian kepalanya, dengan segera saja aku mendorong pantat aku kuat-kuat sehingga kontol aku amblas masuk ke dalam memeknya. Hal ini membuat ia mendesah kuat dan mencengkeram bahu aku erat-erat.

Kemudian sengaja aku menghentikan gerakan aku untuk memberikan waktu untuk pengenalan terhadap situasi yang baru terjadi. Baru kemudian aku mulai menggerak-gerakkan pantat aku untuk mendapatkan hasrat yang diinginkan.

Pelan-pelan aku memutar pantat aku sehingga aku bisa merasakan dengan pasti dinding-dinding memeknya, putaran itu aku gerakkan pelan-pelan searah jarum jam dan kemudian dilakukan sebaliknya. Sensasi yang ditimbulkan oleh gerakan ini membuat Cindy mendesah pasrah sambil memegang pinggiran wasbak.

Wajah Cindy mendongak tegang ketika aku mulai memompa kontol aku di dalam memeknya. Cindy menyenderkan pantatnya pada wasbak sambil memeluk tubuh aku erat-erat. aku perhatikan wajahnya ketika itu benar-benar membangkitkan gairah. Wajah yang pasrah dan penuh dengan napsu birahi. Sayapun kembali menciumi bibirnya, melumat dengan penuh nafsu, yang disambut pula oleh lidah Cindy.

Tangannya bergerak-gerak liar diseluruh punggung aku dan juga menjambak rambut saya. Badannya terus bergoyang mengikuti irama goyangan pantat saya. Kadang-kadang aku menggoyang dengan berirama namun kadang-kadang tidak, kadang-kadang pelan namun kemudian aku menggoyang dengan cepat sekali. Tiap kali aku menusukkan kontol aku dalam-dalam ke dalam liang kewanitaannya, Cindy mendesah dengan keras dan mempererat pelukannya.

Setelah sekian lama kami bergoyang, akhirnya Cindy mulai menggoyangkan badannya dengan tak beraturan sambil mengatakan bahwa ia sudah tak tahan dan sudah hampir mencapai klimaksnya.

Aku pun mempercepat goyangan aku sampai kemudian aku dan ia merasakan sesuatu yang keluar dari dalam tubuh kami masing-masing. Kami pun berdiri bersandar di wasbak sambil berpelukan dan saling tersenyum, saat itu kami sama-sama merasa lemas namun dengan perasaan puas.

Setelah itu Cindy mengenakan pakaiannya kembali dan mandi, kemudian aku juga membersihkan diri. Lalu kami kembali duduk dan mengobrol sampai sekitar jam 9 malam kemudian aku pulang. Kami masing-masing berjanji untuk tak menceritakan rahasia ini kepada siapapun juga.

Keesokannya kami pun bersikap seperti biasa satu sama lain. Dalam hati sebenarnya aku ingin melakukannya lagi dengannya karena keinginan aku untuk bercinta dengan wanita tak dapat aku pendam. aku cuma bisa berharap bahwa ia ingin melakukannya lagi dengan aku atau aku bertemu dengan wanita lain, yang ingin melakukannya dengan saya, seperti Cindy.

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account