Cerita Sex Pembalasan Selingkuh Suamiku

Cerita Sex Pembalasan Selingkuh Suamiku

Cerita Sex Pembalasan Selingkuh Suamiku

Comments Off on Cerita Sex Pembalasan Selingkuh Suamiku

Kartika wanita berumur 32 tahun memiliki pekerjaan sebagai seorang guru di sekolah swasta ternama di Surabaya. Kartika sudah menikah dengan pria mempunyai nama Herry yang pekerjaannya ialah teknisi di pengeboran minyak lepas pantai. Kepunyaan perusahaan asing yang hanya dapat pulang 5-6 bulan sekali.

Kartika bertekad mengawali profesinya sebagai High Class Call Girl ketika ia tahu menyaksikan bukti bahwa suaminya main belakang. Sekitar bekerja di lepas pantai Herry suka membawa gadis-gadis nakal. Hal ini ia ketahui dari rekan suaminya yang memiliki dendam terhadap suaminya. Rekan suaminya tersebut menunjukan sejumlah foto hasil jepretannya sendiri. Yang berisikan potret suaminya sedang memluk dan menghirup mesra gadis-gadis nakal. Kartika mengawali kariernya di bidang pelacuran ruang belajar tinggi dengan memasang suatu iklan di koran. Begini bunyi iklannya “Massage Intan, cantik dan kawakan menerima panggilan hub. 0821 4951 xxxx “, dengan nama samaran Intan maka dimulailah petualangan terlarang Bu guru ini.

SMS mulai mengalir ke handphone Kartika yang berisikan panggilan panggilan namun ada pun SMS yang berisikan kalimat-kalimat porno. Kartika tidak menanggapi seluruh SMS tersebut karena urusan tersebut akan melemparkan waktu saja begitu pun dengan pembicaraan dengan calon-calon kliennya. Karena harga yang diputuskan oleh Kartika paling tinggi yakni 1,5 juta sekali datang, pasti saja jarang yang berani memboking Kartika.

Sampai suatu ketika ada panggilan HP yang masuk ketika ia melatih di kelasnya
“Permisi anak-anak ibu inginkan terima telpon dulu tidak boleh ramai ya!”kemudian Kartika berlangsung keluar ruang belajar dan menerima panggilan itu.
“Hallo Intan? ” tersiar suara berat seorang lelaki
“Ya dengan siapa Pak? ”
“Berapa tarif anda semalam? ”
“1,5 juta bayar di muka, tidak tidak cukup dari tersebut ”
“Ok done deal, anda ketemu di Kafe Bistro. Darmo Selatan jam 19.00 nanti malam hingga disana langsung miss call aku ya bye ..tut tut tut”

Dalam hati Kartika merasa berdebar dan mengherankan karena ini ialah kesatu kalinya ia bakal mendapatkan panggilan serius. Dan herannya orang itu tidak menawar harga yang ia ajukan, Kartika tercenung memikirkan telepon yang baru saja ia terima.
“Bu, Ibu sakit ya? ” tanya seorang muridnya
“Oh nggak apa-apa kok, mari masuk lagi” seraya memegang pundak muridnya.

Setelah selesai melatih Kartika segera kembali dan mempersiapkan diri, ia mandi dan berhias secantik barangkali tapi tidak menor. Dengan mengenakan gaun malam warna hitam yang anggun, Kartika berangkat ke Bistro memakai taksi.
Rasa berdebar semakin menjadi ketika ia menginjak kafe dan dengan tangan tidak banyak gemetar ia memanggil no. HP pria yang tadi siang menelponnya segera saja tersiar bunyi handphone di pojok ruangan.

Mata Kartika memandang ke arah sumber bunyi itu dan melihat pria berumur 45 tahun keturunan cina. Dengan pakaian necis dan berkacamata minus yang melambaikan tangan seolah olah telah mengenal dirinya.
“Hi Intan, silahkan duduk disini ”
Ujar lelaki tersebut sambil berdiri menjabat tangan Intan yang tak lain ialah nama samaran Kartika.

“Ok kita santap dulu atau langsung pergi nih? ” tanya pria itu.
“Kita dapat langsung pergi sesudah pembayaran di kerjakan ” ujar Kartika ketus
“Wow santai saja non tidak boleh takut ini aku bayar kini ”
Sebuah amplop coklat disodorkan dan langsung dimulai dan dihitung oleh Kartika
“Ok 1,5 juta anda berangkat, omong omong nama bapak siapa ” tanya Kartika
“Teman-teman memanggil aku Apin, yuk berangkat ”
Apin menggandeng tangan Kartika dengan mesra laksana istrinya sendiri.

Dengan memakai Pajero Sport, Apin membawa Kartika meninggalkan kafe dengan santai tapi tentu mobil dibawa mengarah ke ke arah wilayah perumahan elit di wilayah Cendana. Ketika hingga di depan sebuah lokasi tinggal mewah dengan pagar tinggi Apin membunyikan klaksonnya, pagar besi tersebut terbuka secara otomatis meskipun tidak terlihat orang di halaman lokasi tinggal mewah itu, sesudah mobil masuk hingga di teras lokasi tinggal seseorang dengan seragam batik berlari kecil mendekat mobil.
“Selamat datang Ko Apin “sambil membukakan pintu mobil.
“Yang lainnya telah pada kumpul toh, Yok? ” tanya Koh Apin pada pria berseragam itu
“Sudah Pak, silahkan Pak ” kata petugas yang mempunyai nama Yoyok ini .

Mobil Apin segera dibawa guna di parkir oleh yoyok yang rupanya bertugas sebagai valet service. Apin dan Kartika langsung masuk ke dalam lokasi tinggal mewah itu
“Ini lokasi tinggal Koh Apin ” tanya Kartika kagum menyaksikan ruang tamu yang besar dan diisi barang mewah
“Oh bukan, ini lokasi tinggal perkumpulan semacam klub untuk kami guna melepas kepenatan” ucap Ko Apin sambil membuka pintu ruang tengah yang di dalamnya mengandung 3 orang pria dan 3 perempuan.

Di ruangan tersebut tersedia 5 kasur king size, 2 meja biliard, 3 set sofa mewah dan suatu mini bar yang tertata rapi serasi dengan ruang yang relatif besar itu, dari keadaan ruangan telah dapat diduga bahwa ruangan ini tidak jarang di gunakan sebagai ajang maksiat .
“Hoi Pin, lama sekali kamu, dapet barang baru ya?” tanya seorang pria cina berumur 53 tahun yang di panggil Ko A Liong.
“Ah nggak enak ah ngomong gitu di depan orang ” elak Apin
“Ko Apin, mending anda kasih Mbak ini bikin aku saja, anda pake saja di antara SPG yang aku bawa” ucap pria berbadan gemuk besar dan berkulit sawo matang yang dipanggil dengan panggilan Pak Angkoro.

Apin meneliti SPG yang ditawarkan padanya, diantara tiga SPG tersebut ada satu yang paling unik hatinya yakni Lyvia Goh. SPG berumur 22 tahun berdarah cina dengan tinggi 167 cm dan berat 47 kg berwajah serupa Ineke, dengan penampilannya yang mengenakan rok super mini dengan atasan kemeja ketat nan tipis menciptakan Apin tak dapat menolak tawaran Pak Angkoro
“Ok deh, Pak Angkoro boleh ambil Kartika, saya pinjam Lyvia ” sahut Apin seraya langsung unik pinggang Lyvia dan mereka berdua mengerjakan deep kissing yang paling panas sampai tersiar lenguhan lenguhan nafas mereka.

Lyvia yang diciumi dengan buas segera menjawab ciuman tersebut sambil membuka kancing kemejanya yang seakan tak muat menampung payudaranya yang montok. Dengan rakus Ko Apin memelorotkan BH Lyvia dan menghisap puting berwarna coklat muda itu, seraya bercumbu tangan Ko Apin bergerak melingkar pinggang Lyvia dan melepas kait rok mini dan meloloskan rok tersebut turun sehingga sekarang Lyvia Go melulu mengenakan BH yang telah tidak menutupi payudaranya dan suatu celana dalam berwana putih berenda tipis yang paling seksi sekali melekat di tubuhnya yang putih bak mutiara.

Dengan sekali angkat tubuh Lyvia Go diangkut Ko apin mengarah ke ranjang terdekat, kemudian menelentangkannya seraya meloloskan celana dalam seksi tersebut dari tempatnya sampai-sampai tampaklah kemaluan Lyvia yang sudah dipotong bersih, tanpa melemparkan waktu Apin segera menjilat dan menusuk nusukkan lidahnya ke dalam vagina Lyvia yang dibuntuti dengan erangan nikmat dari Lyvia.

“Ahh, aduh enak Koh, dasyat aargh ”
“Enak ya Go? Kamu telah berapa kali ngeseks sekitar jadi SPG ” tanya Apin seraya mengocok vagina Lyvia dengan dua jari seraya terkadang menggosok kelentit mungil tersebut dengan jempolnya.
“Ini yang ke tu..juh aah hi geli Koh ”
“Yang kesatu ama siapa ” selidik Apin menggali cari wilayah g-spot dengan ujung jarinya
“Yang kesatua, aduh yah yah aauh disitu Koh enak, yang kesatu sama Pak Angkoro di WC showroom aah”.

Untuk menyelesaikan pemanasan ini maka Apin menempelkan lidahnya di kelentit Lyvia, lantas menggeleng-gelengkan dan memutar-mutar kepalanya dengan lidah tetap menempel di kelentit. Menerima rangsangan dasyat tersebut tubuh Lyvia melengkung laksana busur panah yang siap melesatkan anak panahnya.
“Aduh Ko Apin, aargh masukin kini Ko tidak boleh siksa aku lebih lama lagi hm? “.

Melihat Lyvia telah terangsang berat maka Ko Apin segera menghentikan permainan oralnya dan melepas bajunya sendiri dengan cepat, Lyvia yang menyaksikan Ko Apin melepas bajunya kagum menyaksikan badan Ko Apin yang berotot, dadanya yang bidang dan perutnya yang terbagi 8 kotak paling seksi di mata Lyvia yang seringkali melayani Pak Angkoro yang gendut. Semakin bernafsu guna segera bersetubuh maka Lyvia Go menolong melepas celana Ko Apin dan alangkah kagetnya Lyvia Go saat celana tersebut merosot langsung nongol benda sepanjang 16.5 cm (wah ternyata Ko Apin tidak gunakan celana dalam loh, namun dengan tidak menggunakan celana dalam pun sangat baik untuk kesuburan lelaki kata Pak dokter).

Dengan posisi kaki yang dimulai lebar lebar, Lyvia menanti Ko Apin seraya tangan kanannya menggosok gosok klitorisnya sendiri, Ko Apin memungut posisi di tengah tengah kaki Lyvia yang tersingkap lebar dan menunjukkan penisnya di muka pintu gerbang kewanitaan Lyvia
“Aku masukin ya Lyv?”
“Sini kubantu Koh ” Lyvia memegang penis Apin dan mengarahkannya ke liang senggamanya
“Seret banget ya Lyv, jadi sulit masuk nih”
“Koh jangan berkelakar melulu ah, kapan masuknya?”
“Ya udah nih rasain Lyv”
“Aauh aah aah pelan dikit Koh ”
Akhirnya pelan namun selamat, penis Ko Apin amblas ke dalam vagina Lyvia dan permainan kuda kudaan eksklusif dewasapun dimulai, Ko Apin memaju mundurkan pantatnya dengan tempo sedang seraya memegang kedua betis Lyvia sebagai andalan tangannya.

Beralih ke ibu guru kita yakni Kartika yang cuma takjub melihat permainan permainan binal di sekelilingnya.
“Wah suasananya panas ya? ” Pak Angkoro menegur Kartika yang bengong
“Ah nggak pun Pak, kan terdapat AC” balas Kartika risih
“Nggak panas gimana, coba anda lihat orang orang tersebut pada telanjang ngapain coba?”
“Eeng eeng gimana ya Pak ”
“Eng eng eng apa, mari lepas bajumu, kamukan sudah di tunaikan toh? ”
Kartika merasa harga dirinya diinjak-injak, di dalam hati Kartika berbicara “Aku ialah seorang guru yang dihormati dan disegani oleh anak didik dan teman sekerjaku mengapa demi dendam pada suami aku mesti mencelakakan diriku ke dalam lembah nista tapi telah terlambat”, air mata mulai menetes di pipi Kartika.

“Wah, kok justeru nangis iki piye? Waduh!!” Pak Angkoro mengelus-elus perutnya yang besar sebab bingung.
“Nggak Pak, mari kita mulai aja permainan ini ” Kartika mengelus air matanya.
“Ya gitu dong, tersebut baru motivasi profesional tidak boleh nangis lagi ya ”
Kartika membuka gaun malamnya dengan pedih dan rasa hampa, demikian pun Pak Angkoro beliau membuka semua pakaiannya menunjukkan tubuhnya yang gemuk dan hitam.

“Sini Intan, bapak bakal membuat anda melayang layang ” pangil Pak Angkoro
Kartika yang masih malu dan canggung memblokir tubuhnya yang bugil dengan tangannya sedapat barangkali sambil melangkah ke arah Pak Angkoro
“Wah kok malu malu gitu, tidak boleh kuatir Ros bapak nggak bakal kasar kasar sama anda “, Pak Angkoro memandang tubuh Kartika dari atas ke bawah.

Jakunnya naik turun memandang tubuh Kartika yang menggiurkan, kulitnya yang kuning langsat laksana kulit putri kraton meskipun tidak seputih Lyvia tapi bersitan erotik dari mata Kartika laksana sinar pancasona pusaka tanah jawa. Dan teknik gerak Kartika sungguh membangunkan gairah, kecantikan khas gadis jawa terpancar dari masing-masing lekuk tubuhnya dan khususnya payudaranya yang berwarna kuning gading sungguh mengundang birahi pria manapun yang melihatnya.

Dengan lembut Pak Angkoro meletakan kedua telapak tangannya di atas payudara Kartika dan mulai memijat lembut seraya perlahan ia melekatkan bibirnya ke bibir Kartika yang sensual di lumatnya bibir Kartika, semakin lama semakin panas hingga kedua tubuh tersebut seolah menjadi satu, Pak Angkoro melingkarkan tangannya ke pinggang Kartika dan menariknya hingga lekat pada tubuhnya dan mencumbu Kartika dengan sarat nafsu. Dihisap dan dimasukannya lidahnya kedalam relung relung mulut Kartika sampai-sampai mau tak mauKartikamembalas pagutan-pagutan binal itu.

Hasrat kewanitan Kartikabenar-benar dibangunkan oleh Pak Angkoro yang berlaku laksana kuda jantan dan mendominasi seriap permainan ini. Kartika mulai menikmati hawa panas naik dari dadanya ke ubun-ubun yang menciptakan Kartika semakin tak berdaya melawan hawa maksiat yang begitu kental dalam ruangan ini sampai-sampai akhirnya Kartikapun terlarut dalam hawa maksiat itu.

“Kartika aku mohon dioral dong ” seraya menyodorkan penis hitamnya yang berdiameter 5 cm dengan panjang 14 cm.
“Nggak ah Pak, jijik saya! ih! ”
“Wah anda kudu profesional Kartika, bila kerja tidak boleh setengah-setengah gitu dong, gini aja anda tak oral bila sampai anda orgasme berarti anda kudu ngoral aku yah? ”
Belum sempat Kartika membalas Pak Angkoro sudah menyelusupkan kepala diselangkangan Kartika dan mulai melancarkan segala teknik simpanannya mulai dari jilat, tusuk sampai teknik blender yang memnyapu rata semua dinding permukaan vagina Kartika sampai-sampai dalam masa-masa 7 menit Kartika sudah dibikin kejang-kejang.
“Oooh Pak oouh oh pa..ak” Kartika meregangkan ototnya sebatas maksimal.
“Tuh anda udah orgasme, nggak dapat bohong kini giliranmu”.

Pak Angkoro unik kepala Kartika dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memegang penisnya sendiri seraya mengocok ringan, sesudah mulut Kartika dalam cakupan tembak Pak Angkoro segera menjejalkan penisnya ke dalam mulut Kartika
“Ayo dong Kartika” Pak Angkoro menyuapkan penisnya laksana menyuapkan makanan pada anak kecil, sesudah penisnya berada dalam mulut Kartika maka dengan menjambak rambut Kartika Pak Angkoro memaju mundurkan kepala Kartika
“Ehm ehm Pak Angko.. ehm ehm” Kartika berusaha berkata tapi justeru tersenggal senggal
“Udah diam aja deh Kartika jangan tidak sedikit bicara emut!”

Setelah lima menit berlangsung Kartika kesudahannya secara berdikari mengulum ujung penis Pak Angkoro, sedangkan tangannya mengocok dengan kasar pangkal penis Pak Angkoro.
“Yes gitu Kartika, wah anda lebih hebat dari istriku loh, inginkan gak anda jadi gundikku?” Pak Angkoro berkata ngawur sebab keenakan dioral Kartika. Merasa bosan dengan permainan oral kesudahannya Kartika meminta guna bercinta.
“Udahan dong Pak, anda ngeseks yang bener aja ya?” tanya Kartika dengan halus
“Ok, anda yang mohon loh”.

Pak Angkoro unik Kartika yang awalnya mengoral dia dalam posisi jongkok mengarah ke meja biliard dan mengajak Kartika menumpukan kedua tangannya menghadap meja bilirad sedangkan Pak Angkoro yang sedang di belakang Kartika menata posisi sodokan perdananya.
“Kartika nungging dikit dong, ya gitu sip!” Pak Angkoro membelai pantat Kartika yang bahenol lantas mengarahkan senjatanya ke vagina Kartika.
“Aaouh Pak Angkoro, pelan Pak sakit penisnya bapak sih kegedean ” ucap Kartika separuh meledek.
“Wah kamu tersebut muji apa menghina Kartika? barangkali vaginamu yang kekecilan Ros” Pak Angkoro membalas cibiran Kartika dengan unik pinggul Kartika ke belakang secara cepat maka amblaslah semua penis Pak Angkoro.
“Auuw gede banget, aauw aah ” Kartika mulai menggoyang pinggulnya berjuang menyeimbangi goyangan Pak Angkoro.

Pak Angkoro menenggelamkan penisnya dalam-dalam dengan unik pinggul Kartika kebelakang, dengan penis masih tertancap di vagina Kartika lantas Pak Angkoro memutar pinggulnya menyusun lingkaran sampai-sampai penis yang didalam vagina Kartika menggencet dan menggesek masing-masing syaraf syaraf nikmat di dinding vagina .
“Aauh, Kartika terbit ahh” Kartika merasakan orgasme yang mengakibatkan setiap otot di tubuh Kartika mengencang sampai-sampai tubuhnya kelojotan tidak terkendali.
“Loh Kartika, kok telah KO, belum 10 menit kok udah orgasme wah ini bila cowok namanya edi, ejakulasi dini bila kamu berarti menderita odi orgasme dini, mari terusin hingga aku keluar pun ”
Pak Angkoro mengubah posisi bersenggama dengan mengusung tubuh Kartika dan menidurkannya di meja biliard. Kemudian kaki Kartika dibentangkan oleh Pak angkoro lebar-lebar dan dengan kekuatan sarat penis besar tersebut menerjang mendobrak pintu kewanitaan Kartika, sehingga klitorisnya ikut tertarik masuk, Kartika yang masih dalam suasana orgasme kian menggila menerima sodokan tersebut sehingga secara refleks Kartika mencakar bahu Pak angkoro.

“Oouchh Kartika anda ini apa-apaan sih, kok main cakar-cakaran segala?”
“Oouh aash sorry, abis Kartika nggak tahan sih ama sodokannya Mas yang begitu perkasa” bujuk Kartika supaya Pak angkoro tidak marah.
“Jangan cakar lagi ya, kalo tidak rasain ini” Pak Angkoro menggigit puting Kartika dengan lembut tapi tidak banyak menyakitkan.
“Aauw badung deh” ucap Kartika seraya menggoyangkan pinggulnya sendiri supaya penis Pak Angkoro tetap menggesek dinding vaginanya.

Dalam masa-masa singkat Kartika yang terdahulu seorang guru sudah berevolusi menjadi pelacur ruang belajar tinggi yang benar benar profesional baik dari kebinalan maupun ucapannya, seluruh sudah berubah Kartika sekarang benar benar seorang pelacur sejati.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account