Caddy Gombel Golf

Caddy Gombel Golf

Caddy Gombel Golf

Comments Off on Caddy Gombel Golf

“ndi barange bapak wes mlebu kabeh” kata pak Tiyok majikanku
(( ndi barang bapak sudah masuk semua ))
“sampun pak” jawabku.
(( sudah pak ))
“yo wes ayo gek ndang mangkat ndi. Bapak wes di bal bel kancane terus kih” katanya
(( ya sudah ayo berangkat. Bapak sudak di telfon temen terus nih dari tadi ))
“njih pak, sekedap” (( iya pak. Sebentar )) kataku sambil berlari untuk membukakan pintu mobil forturner putih yang sudah aku poles.
Selanjutnya mobil melaju dari arah atas kota Semarang menuju ke tempat bapak berlatih golf hari ini. Aku tak mengetahui seberapa sering bapak Tiyo bermain golf. Karena aku merupakan supir pengganti setelah Slamet kakak iparku minta cuti karena istrinya melahirkan.
.
.
Namaku Sandi, Sandi Prihatin umurku 25 tahun dan baru tiga bulan bekerja sebagai supir pengganti di keluarga pak Tiyo. Di sini aku tak akan menceritakan ciri ciri ku karena aku tak ingin bila suatu saat salah satu dari sekian pembaca mengetahui siapa aku. Hahaha…
.
.
“ndi nek tekan indomar*t mandhek yo. Bapak tukokno iki” (( ndi kalo ada indomaret tolong mampir bapak beli’in ini )) katanya sambil menyerahkan daftar belanja berupa sobekan karcis tol.
“njih pak” (( siap pak )) jawabku sambil menerima sobekan itu.
Setelah ku lihat mini market yang di maksud bapak, aku menepikan mobil dan bergegas turun kemudian masuk ke mini market.
“selamat datang di indomar*t. Selamat belanja” sapa seorang kasir.
Aku tak menjawab salam itu karena fokus ke daftar blanja pak Tiyo.
“kratingdeng” kataku lirih sambil berjalan menuju lemari pendingin yang terletak di sebelah kiriku saat aku masuk. Aku mengambil 2 botol. Kemudian kulihat daftar selanjutnya
“pokari suwet” kataku lirih “yang botol besar…ni dia” tambahku sambil mengambil botol berbentuk kotak besar itu. Karena agak kesulitan membawa aku meletakkan barang itu dilantai untuk mencari keranjang blanjaan. Untungnya mas pramuniaga yang sedang berpapasan sigap dengan membawakan kranjang yang aku maksud
“ini mas” katanya
“oh makasih mas” balasku
Kemudian aku meletakkan barang tadi ke kranjang.
“ok selanjutnya tisu basah 2 bungkus ama tisu muka. Ok” aku melanjutkan pencarianku setelah kudapat aku mencari barang selanjutnya.
“baby oil…hahhhhggg*!!! Nggo opo jane” (( baby oil. Hahhhgggg !! Buat apa ? )) kataku lirih dan mengerutkan jidatku
Kemudian “Kondom durex…wasssuuuu tuku kondom barang !!” (( kondom durex. Anjing ! Beli kondom juga!! )) kataku heboh.
Kemudian saat semua barang ku bawa ke kasir dan terbayar aku langsung masuk tanpa mencoba bertanya ke pak Tiyo.
.
.
“sampun pak. Niko wangsulan kalih barangipun!” (( sudah pak. Ini kembalian sama barang pesenannya )) kataku ke pak Tiyo setelah itu kembali melaju.*
Kira kira 15 menit kami sudah di tempat parkir area Gombel Golf.
Saat turun ternyata pak Tiyo sudah di tunggu beberap orang temannya yang semuanya berperawakan layaknya bos bos besar. Perut yang buncit dan tubuhnya yang gempal. Mereka saling berjabat tangan.
.
.
“wah nggowo supir ta?” (( wah bawa supir to? )) kata pak marwan lelaki berkumis mirip pak raden itu.
“wah nek gak ngejak bojoku curiga to yo!” (( kalo nggak ngajak supir istriku curiga dong )) kata pak Tiyo
“trus supirmu arep di kepiyek ke. Mosok ngenteni ndok kene” (( lah supirmu nanti di suruh ngapain. Masak nunggu di sini )) kata pak Bagas bos sebuah garment di wilayah pringapus.
“tak jak golef wae ya. Mesak ke nek tak kele kele ning kene” (( kita ajak main golf aja kali. Biar nggak kepanasan di mobil )) kata pak Tiyo.
“ndi mrene melok golef wae ayo !!” (( ndi. Sini ayo ikut main golf )) teriak pak tiyo kepadaku.
Aku langsung mendekat ke 3 orang bos yang sedang menungguku.
.
.
Di pintu masuk kami di sambut resepsionis cantik berbaju hijau muda bermotif batik. Aku hanya berdiri sambil membuka bungkus permen kopiko yang selalu aku bawa. Kulihat mereka bertiga nampak sedang berargument tentang caddy yang akan mereka pakai dalam bermain golf.
Setelah selesai aku di panggilnya untuk mendekat.*
.
.
Kemudian kami berjalan ke arah dalam untuk menuju ke mobil golf yang sudah di pesan dengan di dampingi mbak resepsionis tadi.
Mataku menatap dengan cermat bongkahan pantat sang mbak resepsionis tadi. Pantatnya nyedit mirip pantat Sari pembantu pak Tiyo yang sering aku ‘icipi’ ketika dia mendapat tugas belanja bulanan ke swalayan di daerah Jl.Setyabudhi.
.
.
“selamat pagi !” sapa 3 perempuan caddy yang berseragam kaos lengan panjang nan ketat berwarna hijau di padu legging warna putih dengan tambahan rok mini warna senada dengan legging yang mereka kenakan.
Kudengar pak Tiyo dan kawan kawan saling berbisik mengenai body dan wajah mereka.
.
.
Pak Marwan langsung langsung menuju ke mobil golf yang di tunggu seorang caddy bernama Nita. Pak Bagas dengan gembira menuju mobil tengah dengan caddy bernama Arum. Sedangkan aku dan pak Tiyo menaiki mobil golf nomor 3 yang di bantu caddy bernama Veni.
.
.
“ndi iso nyupir mobil iki toh ?” (( ndi bisa bawa mobil ini kan )) tanya pak Tiyo.
Aku mengangguk dan mulai memegang kemudinya kulihat kedua bos tadi sudah meluncur ke lapangan golf di arah bawah.
Pak Tiyo terdengar cekikikan di belakangku. Entah apa yang mereka bicarakan aku tak mau mendengarnya karena takut di marahi.
.
.
Setelah sampai ke tempat yang di tuju. Lapangan paling jauh di dekat danau buatan itu mereka turun yang sebelumnya memarkir mobil golf bertempat duduk 4 itu secara aneh.  photomemek.com Iya aneh karena di parkir seperti huruf U.
Kemudian sang caddy yang bernama Arum membuka tikar besar dengan di bantu Nita dan Veni.
Setelah itu menyiapkan peralatan dan bahan makanan yang di bawa para bos bos tadi.
.
.*
Aku penasaran dengan apa yang akan mereka lakukan. Masak golf kok kayak orang piknik. Pak marwan memilih duduk tepat bersandar di dekat mobil, begitu juga pak Tiyo dan Pak Bagas.
Aku masih berdiri sambil mengamati pemandangan. Perlu pembaca ketahui di tempat golf ini letaknya lebih mirip bukit karena area golf berada di bawah sedangkan pintu masuknya berada diatas.
Kalo pembaca ada yang berasal dari kota semarang pasti paham.
.
.
Setelah aku puas memandang pemandangan aku menoleh ke arah bapak bapak tadi.
Ladalahhhhh….*Para caddy sedang di pangku mesra oleh para bos bos tadi.
Pak Marwan yang bersama Nita tengah asyik saling mencium bibir mereka. Tak ada rasa risih dari Nita sang caddy yang memiliki bb 48kg serta tb 158 cm.
Seolah olah kumis tebal pak marwan menjadi sensasi tersendiri buat Nita. Aku menatap pak Bagas sekarang, tak mau kalah dengan Marwan, beliau kini sedang menjilat jilat leher jenjang Arum dan berusaha memberikan bekas cupangan di leher putih Arum itu
“sialan pada mesum nih bos bos” gumamku
Kemudian aku menatap bos ku pak Tiyo yang sedang berusaha untuk menyingkap kaos ketat milik Veni ke arah atas. Tujuannya tak lain adalah menikmati susu Veni yang berukuran 36c. Setelah sukses pak Tiyo langsung mencucup susunya dengan penuh nafsu.
.
.
Aku masih berdiri mematung melihat perbuatan mereka. Seolah tak percaya tempat golf yang indah ini malah di pakai untuk bermesum ria. Mataku menatap pak Marwan yang kini sedang membuka celana kolor miliknya setelah tadi sempat membuka kaos polonya terlebih dahulu. Setelah sukses beliau mendekatkan kontol nya ke arah bibir Nita. Nita yang sedang bersandar di bagian roda mobil golf langsung menyerbu seolah sudah lapar akan kontol Marwan.*
Haaap. Kontol marwan sudah di kulumnya dengan nafsu. Kaos caddy Nita sudah terangkat hingga ke atas di bawah leher dengan bh yang sudah tidak melekat di badanya. Bagian bawahnya pun juga sudah tak ada. Hanya celana dalam hitam berenda yang masih menempel di sana. Posisi Nita duduk bersila sambil mengocok dan mengulum kontol Marwan.
“ahhh….emmhhh…ahhh…emmmhhh” desah seorang wanita yang kudengar di samping kiriku.
Rupanya Veni sudah di entot pak Tiyo dengan posisi doggy.*
Pak Tiyo hanya memelorotkan legging Veni sebatas paha demikian pula pak Tiyo yang memakai celana trening panjang pun cuma di pelorotkan hingga ke pangkal pantatnya. Beliau masih menggunakan kaos polo hitamya. Ku tengok pak Bagas. Rupanya Arum sedang memposisikan kontol pak Bagas di liang senggamanya. Arum berada di atas tubuh pak bagas yang sedang terlentang di bawahnya. Baju Arum bagian atas masih kumplit tapi bagian bawahnya sudah tak memakai apa apa. Pak Bagas terlihat bugil. Setelah di rasa pas Arum menurunkan badanya sambil tangan sebelah kanan mencoba meremas dada pak Bagas yang di tumbuhi bulu.
Aku yang tak ingin masuk dalam permesuman akhirnya menjauh dari mereka dengan menutup telinga menggunakan earphone mp3.
.
.
Setelah di rasa jauh dari mereka aku duduk fi bawah rindangnya pohon di samping danau buatan itu. Lalu tertidur pulas.
.
.
Aku terbangun tatkala terdengar panggilan masuk di hp ku. Aku sedang di cari Pak Tiyo. Dengan segera aku kembali ke tempat mesum tadi.
Sesampainya di sana, mereka ber-enam tengah menyantap camilan baju mereka sudah di rapikan.
“ndi…kowe seko endi?” ( ndi kamu dari mana ) tanya pak Tiyo
“saking mriko pak. Sanding telogo” ( dari sana pak samping danau ) jawabku.
“ngopo tek malah nyang kono” ( kenapa kok malah di sana ) tanya paj Marwan
“yo ewuh to yo. Wong bose gek nakdek nakdek” ( ya ndak enak dong. Bosnya aja masih indehoy ) sahut pak Bagas
Aku hanya tersenyum sambil menggaruk kepalaku.
“yo wes ndi. Gek miliho sopo sing arep mok icipi” ( ya sudah ndi. Sekarang pilih mana yang kamu mau rasakan ) kata pak Tiyo
Aku yang tidak mengerti maksud pak Tiyo hanya mengangguk dan mengambil sebungkus kacang goreng berlogo burung.
“niki mawon pak” ( ini saja pak ) kataku
“wes jan bocah iki ra paham…hahahah” ( ya ampun ternyata anak ini nggak paham ) kata pak Marwan
“dudu kuwi ndi. Tapi iki loh. Mbak caddy. Piliho salah siji” ( bukan itu ndi. Tapi ini loh para caddy. Pilih salah satu ) tambah pak Bagas.
“wes ngene wae kowe tak pilihno veni wae yo ndi” ( udah kamu tak pilihin Veni saja ya ndi )
Aku hanya terbengong dan melongo.
“ndi. Bapak saiki arep lungo karo konco konco. Mobil gowo bali trus nek di takoni ibuk, ngomong bapak lagi ono perlu ya” ( ndi sekarang bapak mau pergi bersama teman teman kamu bawa mobil pulang ya. Kalo di tanya ibu bilang lagi ada keperluan ) kata pak Tiyo sambil naik ke mobil golf.
Rupanya aku di tinggal oleh pak Tiyo dan kawan kawan.
Aku masih duduk sambil membuka kacang kulit sedangkan Veni masih enjoy menikmati keripik lays di tangannya.
.
.
“mas. Mo langsungan apa gimana?” tanya Veni
“hemmm?” sahutku
“nek langsungan gek ndang yo selak awan” ( kalo mo langsung buruan nanti keburu siang ) kata Veni sambil membuka celananya.
Aku masih menikmati kacang kulit yang gurih ini.
“mas ayo cepet mrene” ( mas ayo buruan ) kata veni dengan membuka selakang nya lebar lebar dengan duduk bersandar di ban mobil golf. Memeknya tanpa bulu. Ada lelehan cairan putih kental di memek itu. Aku menelan ludahku.
“mbak misale aku ngenthu kowe. Aku mbayar pora?” ( mbak semisal aku bersenggama sama kamu aku bayar nggak ) tanyaku
“wes di bayari. Gek cepet lah. Selak awan selak ganti shift” (usah di bayar tau? Makanya cepet. Keburu siang trus pergantian shift ) katanya.
“ya sudah mbak gak jadi aja yuk ke atas aja” kataku
“ya udah deh kalo nggak mau!” katanya sambil memakai celananya kembali. Kemudian membereskan tikar dan sampah yang berserakan.
.
.
Kami pun menuju pool mobil golf di atas dan kami berpisah. Aku menuju tempat parkir dan masuk ke mobil. Aku memasukkan kunci mobil dan mulai menyalakan mesin saat aku akan memasukkan perseneleng dan menginjak pedal gas, tiba tiba kaca jendela tempat aku berada di ketuk. Rupanya Veni sedang berdiri di sana. Aku membuka kaca
“ada apa?” tanyaku
“boleh bareng nggak?” katanya
“kemana?” sahutku
“kamu mo ke arah mana?” tanya dia
“aku mo ke ungaran” jawabku
“ya sudah aku bareng sampe pudak payung ya” katanya
“ok yuk masuk” kataku.
.
.
Setelah Veni masuk kami pun melaju, dalam perjalanan aku melirik susu veni yang sangat menggembung indah dengan hati hati. Veni ternyata merubah pakaian caddy nya dengan kaos u-neck merah bertuliskan touchme if you want dengan bawahan softjins biru navy yang ketat se betis.
.
.
“udah lama kamu jadi caddy?” tanyaku membuka obrolan
“6 bulan. Kamu udah lama nglirik toketku?” katanya
“eehh…emmmhh…hehe” jawabku grogi
“tadi di tawarin gak mau” tambahnya
“nggak enak ah kalo maen di outdoor. Malu kayak ayam kawin aja” jawabku
“kalo jatah tadi aku minta sekarang boleh?” tambahku
“masih pengen toh. Asal akunya bisa puas ya gratis kalo enggak ya kamu harus bayar lah” katanya ketus
“wah ok deh. Truz kita mo gituan dimana” tanyaku
“terserah. Asal gak di mobil” jawabnya dengan masih ketus.
.
.
.
Setelah melihat losmen di pinggir jalan dekat batas kota ungaran aku membelokkan mobil juraganku ke area parkir. Selanjutnya kami turun dan memboking satu kamar untuk shorttime.*
Setelah itu kami menuju kamar dengan di pandu seorang room boy.
.
.
Di dalam kamar setelah ku kunci aku memeluk tubuh Veni dari belakang dan meremas payudaranya dengan gemas.
“ih mandi dulu sana. Kamu bau!” katanya membentak.
Aku sebetulnya marah dan emosi tapi karena aku sabar akhirnya aku menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan.
.
.
Aku keluar dengan balutan handuk yang menutupi bagian bawah ku. Kulihat Veni sudah telanjang dengan badan tengkurap sambil bermain hp miliknya
Ingin aku menyerbunya tapi takut kena semprot aku tak melakukan itu.
.
.
“mbak saya udah mandi” kataku
“ogh ya udah langsung masukin aja ya. Aku lagi sibuk bbm-man nih” jawabnya
Tanpa ba-ta-sa aku membuka handuk dan sedikit mengocok kontolku agar lebih maksimal tegangnya sambil mendekat perlahan.
.
.
Kukangkangi pantat semok Veni dan mengarahkan kontolku di lipatan memeknya.
.
.
“mbak yakin langsung di masukin?” tanyaku
“ih brisik deh. Mau atau enggak ?” bentaknya dengan masih menatap layar hpnya.
.
.
Aku pun langsung meludahi ujung kontolku dan menerobos pelan memek Veni.
“AAAAAAGGGGHHHHH”
“sakitttttttthhhh !!!”
teriaknya
Aku menghentikan penetrasi yang sudah masuk 1/4 alias ujung kontolku sudah sukses masuk di memek Veni.
“mas kamu masukin apa sih?” tanya dia bernada keras sambil membalikkan badan menghadapku
“ya kontolku lah mbak. katanya tadi suruh masukin ini” jawabku sambil memamerkan konde ( kontol gede ) milikku
Mata Veni melotot seolah olah tidak percaya akan apa yang dia lihat.
“mas…gedhe amat sih” katanya sambil meraba kontolku manja.
dia kini duduk bersandar di sandaran ranjang dengan masih meraba mesra.
“maaaaasss… kontol mas gedhe banget aku suka deh. aku emut boleh?” katanya
“nggak ah. aku pengen langsung karena sewa kamar kita hanya 4 jam doang dan lagi mobil bos ku juga harus cepat kembali” kataku
“ihhhh…kog gitu siihhhh… ya uda ongkos sewa nya ntar tak tambahin aja biar jadi full trus mas bilang mobilnya mogok kek… ya massss” bujuknya manja
.
.
Aku tetap kukuh pada pendirianku lagian aku sudah sedikit hati ke padanya karena bentak kan nya tadi.
Aku turun dari ranjang dan langsung meraih kedua kakinya dengan kasar hingga dia terseret beberapa senti dan terlentang. pantat nya berada di pinggir ranjang. Kemudian kedua kakinya ku lebarkan selebar mungkin dan langsung menusuk memeknya dengan cepat.
“MAAAASSSSHHHHH*!!!”
jeritnya.
Memeknya sungguh nikmat tapi tak sesempit Sari. Saat kontol ku sukses brada di dalam aku menikmati sejenak adaptasi kontolku di memeknya.
Ada empotan yang cukup cepat selain itu memeknya yang tadinya kering kini telah basah dan suhunya menjadi hangat.
.
.
Tubuh Veni meliuk ke atas dengan kedua tangan meremas sprei putih. Aku pun melanjutkan sesi maju mundur nikmat secara perlahan dan seirama dengan nafasku.
“ohhh…ohhh…ohhhh” desahnya
Selanjutnya aku mempercepat laju genjotan. kurang dari 5 menit tubuh Veni menegang dan menggelepar hebat rupanya dia orgasme. aku malah menambah kecepatan sodokan ku. payudaranya kesana kemari seolah mau copot dari dadanya karena hentakan ku.
.
.
“masss….masshhh…ohhh…masssshhh” desahnya
Karena bosan dengan posisi ini aku meraih badannya untuk ku gendong. Tenagaku memang cukup besar sehingga tubuh Veni mudah ku angkat.
saat menggendongnya aku tak melepas kontolku yang menancap.
Kemudian aku menaik turunkan tubuhnya dengan bantuan tanganku yang memegang pantatnya.
Seperti seorang rodeo Veni terlihat terombang ambing. hanya desah dan jeritan nikmat yang keluar dari mulutnya. Matanya sellalu terpejam.
.
.
Selang 7 menit kembali Veni menegang sambil mencengkram pinggulku dengan kedua pahanya. Aku memeluknya dan menikmati puting indahnya.
“masssssshhhhh….baringin massshh… aku pegel…ohhh” katanya*
Aku membaringkan dan mencabut kontolku hingga suara ( plogh ) terdengar erotis di telingaku.
.
.
“nungging mbak!” pintaku
Dia menurut dengan terengah engah. Tanpa permisi kembali aku menusuk memeknya.
dia terpekik. Setelah itu aku menggenjotnya secara sedang. Tangannya ku pegang seperti tukang baso memegang gerobak dorong.
.
.
“massssshhh….masssshhh….aku ndak kuattthhh….kontolmu terlalu gedheeeehhhh”
Aku langsung memacu cepat. memeknya bereaksi dengan semakin sempit menghimpit kontolku. Aku yakin kontolku sudah ingin muntah pejuh. maka aku melepas pegangan tangannya dan meraih pantat bulatnya.
.
.
crot…crottt….crottt…crooottt
.
.
“ooohhhhh nikmattthhh mbakkkkhhh… ohhh…ohhhh” desahku ketika peju sudah muncrat di dalam memek Veni.
“lohh…kokk…kokkk.. di dalam sihhh massh” katanya terengah engah.
Aku yang selanjutnya ambruk di atas tubuhny tak merespon kata katanya. Veni pun juga ikutan ambruk di ranjang. Kontolku masih menacap dan berkedut kedut di sana.
.
.
.
Karena merasa kasihan aku mencabut kontolku dan berbaring di sampingnya. Dia duduk dan mencoba mengaduk peju yang ada di dalam memeknya untuk di keluarkan.
.
.
“mas! kalo aku hamil gimana? biasanya para tamuku paham kalo mau ngecrot harus gimana?” katanya panik
Aku hanya tersenyum
“mana mas gak make kondom lagi. uhhhh” katanya sambil mencubit mesra
“halah ndak apa apa lah buat kenang kenangan. sini bobok dulu bentar” kataku sambil menarik tubuhnya untuk ku keloni. Dia menurut malah memberikan ciuman mesra seperti layaknya istri mencium suaminya.
.
.
Kami pun terlelap hingga terbangun karena pintu di ketok tanda waktu sudah berakhir. Sebenarnya Veni masih ingin berduaan bersamaku meraih nikmat tapi karena waktu dan situasi tak memungkinkan aku dan dia bergegas pergi.
.
.
Itulag kisah ku dengan caddy bernama Veni yang masih berlanjut dan terus saling mereguk kenikmatan bersama selama 6 bulan lebih.
.
thanks for your apresiation.*
.
.
salam semprot,,,,,,,,,,,,,,

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account