Asian Love Story Hardcore BDSM

Asian Love Story Hardcore BDSM

Asian Love Story Hardcore BDSM

Comments Off on Asian Love Story Hardcore BDSM

Pada suatu malam ada sebuah acara seni. Tentu saja  datang, selain gratis, dia juga tidak perlu kedinginan di kost. Sakong dihampiri oleh seorang perempuan sekitar 50 tahunan. Wanita ini memperkenalkan dirinya bernama , dia seorang pelukis yang memiliki sekolah melukis  untuk para  &  wanita. Dan karena tubuh Sakong yang atletik dan tampan, bisa bertanya apakah Sakong ingin menjadi model lukisan telanjang, dan tentu saja dibayar. Memikirkan uang dan makanan yang bisa dibeli, Sakong langsung mengiyakan. Sakong diberi alamat dan tanggal.

Sakong tiba lebih awal di studio untuk melihat-lihat agar lebih terbiasa. Studionya cukup besar dengan aula besar di tengahnya. Disinilah nanti  akan dilukis. Sakong kembali berjalan dengan wanita ini ke ruang ganti,

“kamu bisa bersiap sekarang, nanti baju kamu akan disimpan.”

Meski sudah berumur kepala lima, tapi wanita ini masih cantik. Dengan rambut yang sudah memutih semua, dan mata yang tajam, serta bibir yang selalu dihiasi lipstik merah. Dia memakai sepatu boots tinggi dan gaun hitam serta buah dada yang seperti kesesakan didalam gaun. Sakong membuka pakaiannya, sampai di celana dia menjadi ragu. Sang seniman yang matanya melihat gundukan besar , berkata

“Tidak apa-apa, saya sudah sering lihat.”

Merasa sedikit rileks,  melepas celana panjang kusutnya dan celana dalamnya. Sang seniman terlihat terkesan. Melihat Kontol Besar Sakong yang tertidur menjadi setengah ngaceng.

“kamu gak perlu khawatir soal ngaceng. Kita memang membutuhkan model yang lagi ngaceng.”

Dia kembali berjalan bersama bersama Sakong ke aula tengah. Sakong memakai kain besar yang menutupi tubuh telanjangnya. Sang semiman menjelaskan dia akan membatu nya dengan pose saat kelas dimulai.

Sudah ada beberapa murid yang menunggu di aula. Wanita pertama berumur sekitar 19 tahun, memakai kacamata, dan rambut yang dikepang dua. Wanita yang lain berumur dari 30 hingga 60 an. Beberapa berumur seperti Sang seniman, mungkin sedikit lebih muda. Murid yang lain mulai masuk, salah satunya membuat Sakong cukup terkejut saat melihatnya. Dia adalah tetangga Sakong saat dia masih kecil hingga dewasa. Dia adalah teman baik orang tua Sakong, Ceme. Dan terkadang memberi nasihat untuk pilihan hidup. Dulu dia cukup kecewa saat Sakong memilih untuk menjadi seorang pujangga.

Saat mereka tenang, Sang seniman memperkenalkan Sakong kepada semua sebagai model untuk hari ini. Hari ini mereka akan melukis dengan model telanjang dalam posisi berdiri. Dan waktu mereka hanya 30 menit. “Dan kelas dimulai,” kata Sang seniman sambil menyingkap kain dari tubuh Sakong. Suara tarikan nafas mengisi ruangan saat para murid melihat tubuh Sakong. Beberapa secara terang-terangan berkata “WOW”. “Barangnya besar kan?” tanya Sang seniman kepada para murid. Bebeapa murid mengangguk setuju.

Sakong melihat tetangga nya, matanya terpaku pada kontol Sakong yang besar dan panjang. Dan entah kenapa Sakong merasakan kontolnya menjadi lebih ngaceng lagi. Sang seniman yang melihat suasana heboh, bangga akan model yang disewanya.

“Latihan selanjutnya adalah tes sensor. Saya ingin kalian semua menyentuh Sakong. Kita tidak bisa melukis tanpa menyentuh objek yang akan dilukis. Ototnya, rambutnya, semuanya. Saya ingin kalian terbiasa dengan semua aspek si objek.”

Semuanya mengelilingi dia. Tetangga Sakong tepat dibelakangnya, meremas pantat Sakong. Saat ini kontol Sakong makin ngaceng dan dia merasakan semuanya menatap ke arah kontolnya bukan tubuhnya. Tangan tetangganya pindah dari pantat ke BIJI PELER, meremas remas dengan lembut lalu semakin keras. Tanpa terasa cairan precum mulai keluar dari kontol Sakong.

Beberapa tangan sekarang menyentuh kontol Sakong. Gadis dengan rambut dikepang memegang kepala kontol Sakong lalu menyeka cairan precum ke kepala kontol. Tangan yang lain mengocok kontol, dan menyentuh urat nadi di kontol. Sedang tangan tetangga nya masih meremas remas biji peler, Sakong bisa merasakan kuku tangan tetanganya mencakar biji pelernya. photomemek.com Sakong sudah tidak tidak tahan dengan sensasi banyak tangan lalu ngecrot dengan keras. Gadis berkepang terkena semburan peju panas di wajahnya. Semuanya tertawa lalu kembali ke bangku masing-masing meninggalkan Sakong yang merasa seperti dilecehkan.

Setelah kelas selesai dan semua sudah pulang. Sakong yang masih telanjang dibayar oleh Sang seniman. “Kamu sudah bekerja dengan baik, aku mau mamakai kamu lagi satu saat nanti.” katanya, “Dan ada beberapa murid ku yang ingin melukis kamu secara pribadi. Kamu bisa?” Sakong setuju dan bertanya kapan serta alamat. Salah satu alamat adalah alamatnya tetangganya. Dia berpakaian dan pergi menikmati makanan hangat yang sudah lama tidak dirasakan.

Sakong tiba di rumah tetangganya dan mengetuk pintu. Pintu terbuka dan Sakong disambut oleh tatapan dingin. Dia tinggal sendiri sekarang, ditinggal pergi anak-anaknya uantuk bekerja di kota lain. Sedang suaminya sudah lama meninggal. Sakong mengikuti Ceme masuk ke ruang tamu. “Mau minum?” tanya Ceme dengan dingin, Sakong menolak. “Paling enggak kamu kerja buat makan.” Kata Ceme yang masih marah dengan Sakong karena argumen mereka beberapa tahun lalu.

“Buka bajumu.”

Sakong tidak melihat adanya lukisan dirumah ini. “Aku sedang mempelajari tentang William Tell. Dia diikat di pohon lalu dipanah. Jadi aku mau kamu ikat kamu sendiri di situ.” Kata Ceme menunjuk salah satu pintu yang sudah terbuka, dan terikat tambang diatasnya. “Berdiri disini” Ceme kemudian membantu mengikat tangan Sakong ke tambang. Ceme memakai sepatu boots panjang hingga ke paha, dan baju kulit hitam yang ketat. Yang dimana baju ini kemudian dibuka menunjukan NENEN nya yang bulat berisi. Ceme memegang payudaranya sendiri lalu di remas sambil memainkan putingnya.

Melihat payudara Ceme yang luar biasa membuat Sakong langsung ngaceng. Ceme melepas semua bajunya hanya tinggal sepatu boots dan CD hitam saja. Dia berjalan mendekati Sakong. Ceme memegang pinggul Sakong, lalu menaikan lututnya, bermain main dengan biji peler Sakong dengan wajah jijik. Kemudian Ceme meludah ke wajah Sakong sambil menendang biji peler sakong dengan lututnya. Sakong berteriak sementara Ceme tertawa. “Anak gak tau diuntung seperti kamu harus dihukum.”

Ceme membalikan tubuh Sakong, lalu mengambil pecut. Dipecutnya punggung dan pantat Sakong sampai dia berteriak teriak kesakitan “NO, tante jangan tante!”. Ceme mendekat, meraih biji peler Sakong dari belakang, lalu diremas remas dengan kencang. Sakong hampir saja pingsan. Ceme membalikan tubuh Sakong lagi ke depan. Diambilnya sisir, memegang KONTOL BESAR Sakong, lalu ditariknya kulup Sakong dengan keras kebelakang. Sakong kembali berteriak seolah-olah kulitnya terasa akan dirobek paksa. Kini air mata mulai mengalir di pipi Sakong. Dengan sisir yang ada ditangannya, Ceme menyisir kepala kontol Sakong yang sensitif dan kini sudah memerah. Sakong meronta-ronta kesakitan tapi kontolnya berdiri dengan tegak bahkan terasa lebih besar lagi.

Kini Ceme menampar Sakong dengan punggung sisir. Sambil mencekik leher Sakong, Ceme terus menampar dan menedang biji peler dengan lututnya lagi. Sakong kehilangan keseimbangan, kakinya sudah seperti lemas merasa biji pelernya hampir saja pecah. Dengan cepat Ceme melepas ikatannya. Sakong jatuh ke lantai dengan keras, dia memegangi selangkangannya, meronta ronta. Ceme berdiri diatas Sakong lalu melepas CD nya lalu berjongkok di wajah Sakong. Ceme kencing tepat di wajahnya. Setelah selesai Ceme menempelkan memek basah nya ke mulut Sakong.

“JILAT !” Teriak Ceme. Sakong menuruti dengan tubuh yang masih gemetaran, wajahnya basah oleh air kencing. Sambil dijilati memek nya, Ceme menggenggam kontol Sakong lalu dikocok dan dan dicakar dengan kuku dalam posisi 69. Lalu Ceme memasukan kontol Sakong ke dalam mulutnya. Sakong yang hampir pingsan merasakan rasa hangat menyelimuti kontolnya. Yang tadinya sakit dan pedih kini hilang, tak lama kemudian Sakong ngecrot kedalam mulut Ceme.

Setelah menelan habis pejunya, Ceme menyuruh dia untuk mandi. Sakong kembali dengan wajah menunduk, wajahnya merah karena dilecehkan, dan selangkangannya masih sakit. Ceme yang kini sudah berpakaian berkata, “mulai sekarang kamu tinggal disini, aku gak tega melihat tetangga tidur di kandang kuda. Kamu punya kamar sendiri dan kamu dapet uang jajan. Jaga sopan santun mu di rumah ini. Tapi setiap aku dan teman-temanku mau menggunakan kamu, kamu harus nurut. Ngerti kamu?”

Sakong merasa gugup bahkan sedikit ketakutan, tapi setuju, “Baik .”,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account